SOLOPOS.COM - Ilustrasi bus Trans Jogja (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Bus Trans Jogja banyak mengalami masalah karena usia bus yang sudah tua

Harianjogja.com, JOGJA-Kepala Dinas Perhubungan DIY Sigit Haryanta mengatakan pihaknya sengaja tak mengoperasikan seluruh armada yang mereka miliki. Lima diantaranya digunakan sebagai armada cadangan kala ada bus yang mengalami kerusakan atau menjalani servis rutin.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Berbagai penggantian terhadap suku cadang yang aus selama ini rutin dilakukan. Hanya saja dia mengakui masalah borm setir yang aus kemarin kemungkinan luput saat pemeriksaan kondisi kendaraan.

“Kemudi kadang tidak menjadi bagian yang diperiksa karena itu sangat detail,” ungkap dia.

Sigit menuturkan selama ini setiap armada Transjogja mendapatkan jatah Biaya Operasional Kendaraan (BOK) yang menjadi biaya perawatan dan pemeliharaan berkisar antara Rp6.000-Rp7.000 per kilometer yang dilalui bus itu.

Bila dihitung dengan rerata jarak tempuh perhari, setiap bus mendapatkan jatah BOK sekitar Rp.1,8juta per hari.

Namun BOK sebesar itu tetap tak bisa membohongi umur kendaraan yang sudah lewat masa pakainya.

“Bus lama yang 34 itu secara biaya memang sudah tidak ekonomis, memang sudah waktunya diganti baru,” kata Sigit.

Untuk penggantian armada baru, Sigit mengatakan bus baru sudah siap diambil di karoseri di Magelang. Namun sampai saat ini Dishub DIY belum mengambilknya karena mereka harus memastikan plat nomor yang akan dipasang nanti bisa sesuai dengan peruntukannya.

“Masih kami koordinasikan dulu dengan Polda agar platnya bisa kuning. Selama belum ada kepastian belum kami ambil karena takutnya malah tidak bisa dipakai nanti,” tandas dia.

Sementara, Wakil Ketua Komisi C DPRD DIY Arief Budiono menilai kerusakan yang terjadi pada Transjogja kemarin membahayakan penumpang. Padahal Trans Jogja mestinya menjual layanan prima untuk konsumen.

Politisi PKS ini menuntut Pemda DIY untuk segera meremajakan Transjogja yang sudah terlampau usang. Bila memang pengadaan bus bantuan lama, Pemda mestinya tak pelit untuk menggelontorkan uang untuk pengadaan bus baru.  PT AMI sebagai pengelola pun dimintanya aktif dan profesional dalam mengelola angkutan andalan masayrakat DIY ini.

“Kan tidak harus dari APBD, bisa juga pinam atau kerjasama dengan pihak ketiga. PT Ami juga mestinya punya modal untuk peremajaan armada,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya