Jogja
Rabu, 26 Oktober 2011 - 13:05 WIB

Butuh 5 tahun perbaiki 478 km jalan rusak di Kulonprogo

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KULONPROGO—Perbaikan jalan rusak di Kulonprogo yang mencapai 478 kilometer, diperkirakan membutuhkan waktu sekitar lima tahun. Padahal, anggaran dana yang dibutuhkan tergantung dari APBD Kulonprogo. Pemkab Kulonprogo pun merencanakan anggaran perbaikan infrastruktur jalan sebesar Rp78 miliar tahun depan.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kulonprogo, Eko Susanto menjelaskan, selama 2011 total anggaran yang digunakan untuk perbaikan jalan mencapai Rp27 miliar baik yang diterima dari APBD murni maupun APBD Perubahan. Dari dana tersebut, pihaknya mampu memperbaiki 50 kilometer ruas jalan dan 12 jembatan.

Advertisement

Rinciannya, jelas Eko, anggaran APBD murni mampu memperbaiki 30 ruas jalan dan delapan jembatan sedangan dari ABPD perubahan sebanyak 20 ruas jalan dan empat jembatan berhasil diperbaiki. “Total sekitar 45 sampai 50 kilometer ruas jalan yang diperbaiki,” jelas Eko, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (26/10).

Disinggung soal rencana anggaran perbaikan jalan pada 2012 mendatang, Eko mengaku jika anggaran yang diajukan sebesar Rp78 miliar, Rp71 miliar untuk perbaikan jalan kabupaten dan Rp7miliar rencananya untuk perbaikan jalan desa. “Itu pun kalau rencana anggaran tersebut diterima. Kalau diterima, bisa memperbaiki 478 jalan yang rusak selama lima tahun, Bagaimanapun perbaikan jalan penting untuk akses ekonomi warga ,” ujar Eko.

Sejumlah warga yang ditemui berharap perbaikan jalan menjadi hal yang diutamakan pemerintah. Edi Santoso, misalnya, warga Temon yang berprofesi sebagai supir angkutan pedesaan mengeluhkan persoalan jalan rusak tersebut. “Selain mudah merusak onderdil kendaraan, pendapatan kami terus merosot karena harus berkali-kali memperbaiki onderdil yang rusak,” tandasnya saat ditemui di dekat RSUD, Beji, Kecamatan Wates, Rabu (26/10).

Advertisement

Hal sama juga diutarakan Kelik, 45, salah seorang supir Angkudes jurusan Wates-Sangon. Menurutnya, minimnya pendapatan Angkudes disebabkan karena infrastruktur jalan yang rusak sebagian besar terdapat di wilayah pedesaan. Salah satunya di Jalur Wates–Sangon di mana sepanjang 20 km jalannya rusak. “Karena jalan rusak, angkutan pedesaan yang beroperasi tambah sedikit karena rugi,” pungkasnya.(Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif