Jogja
Kamis, 23 Februari 2017 - 16:06 WIB

Cagar Budaya Rentan Tergerus Pembangunan Modern

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemindaian Cagar Budaya 3D (Gigih M. Hanafi/JIBI/Harian Jogja)

Cagar budaya di Kulonprogo diakui berpotensi bersilangan dengan rencana sejumlah pembangunan masif di Kulonprogo

Harianjogja.com, KULONPROGO-Keberadaan benda cagar budaya di Kulonprogo diakui berpotensi bersilangan dengan rencana sejumlah pembangunan masif di Kulonprogo. Keberadaan peta benda cagar budaya dan koordinasi intensif antar institusi dianggap jadi solusi potensi masalah tersebut.

Advertisement

Wahyu Astuti, Kepala Seksi Perlindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY membenarkan potensi tersebut.

Menurutnya, banyak sekali kasus benda ataupun bangunan cagar budaya yang kemudian tergerus akibat pembangunan modern. Namun, sejauh ini hal tersebut belum pernah terjadi di Kulonprogo.

“Ada imbauan awal karena memahami potensinya, biar bagaimanapun cagar budaya sudah ada lebih dahulu jadi harus dipertahankan,” ujarnya ditemui usai acara Sosialisasi Pengelolaan Cagar Budaya di Setda Pemkab Kulonprogo pada Rabu (22/2/2017).

Advertisement

Wahyu menilai potensi berkuranganya nilai cagar budaya di Kulonprogo mungkin terjadi di sejumlah rumah-rumah tradisional.

Ia mencontohkan keberadaan cagar budaya Stupa Glagah di Temon yang sempat dikhawatirkan akan tergusur akibat pembangunan bandara. Karena itu, pihaknya menyampaikan kekhawatiran serta masukan tersebut kepada pidak terkait pengadaan bandara. Setelah perencanaan matang dan detail pembangunan diketahui, dipastikan bangunan tersebut tidak akan terdampak.

Namun, pada kasus tertentu biasanya pihak pelaksanan proyek juga turut melaporkan penemuan benda cagar budaya di lokasi pengerjaan. Wahyu juga menilai kesadaran masyarakat Jogja akan pentingnya benda cagar budaya relatif baik dibandingkan daerah lainnya.

Advertisement

Fitrianingsih Fauzatun, Kepala Seksi Kepurbakalaan dan Permuseuman Dinas Kebudayaan Kulonprogo mengatakan isu pengelolaan cagar budaya biasanya memang berkaitan dengan pembangunan daerah yang digawangi oleh Dinas Pekerjaan Umum Pemukiman Kawasan Perumahan (DPUPKP). Namun, pihaknya selalu mendapatkan undangan koordinasi setiap kali ada pemetaan pembangunan dan persiapannya.

Menurutnya, DPUPKP juga mengantongi data cagar budaya yang tersebar di Kulonprogo sehingga memudahkan perencanaan pembangunan yang disusun. “Kita punya datanya dan PU juga menyimpan,” ujarnya.

Sedikitnya terdapat 301 benda cagar budaya bergerak dan tidak bergerak yang tersebar di seluruh kawasan Kulonprogo. Bahkan, dikatakan pula ada beberapa proyek yang terpaksa harus menyesuaikan dan dibatalkan karena keberadaan benda cagar budaya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif