SOLOPOS.COM - Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih. (harianjogja.com)

Solopos.com, BANTUL – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, Yogyakarta, memberikan syarat bagi aparatur sipil negara (ASN) di lingkungannya yang ingin naik pangkat. Syarat itu tak lain adalah ASN harus mau atau bisa memilah sampah jika ingin naik pangkat.

Hal itu disampaikan Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, seusai mendapat masukan dari kelompok masyarakat saat Rapat Tindak Lanjut SK Bupati yang terbit pasca-penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan. Halim mendorong upaya pemilahan sampah oleh ASN harus ditingkatkan, karena menjadi persyaratan kenaikan pangkat jabatan.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

”ASN sebagai abdi negara harus memberi contoh pemilihan. Ini nanti bisa jadi bukti untuk kenaikan pangkat. Kalau ASN tidak mau mengolah sampah dan tidak memiliki bukti tabungan sampah, pangkatnya enggak naik,” ujarnya, Jumat (28/7/2023).

Hal tersebut, lanjut Halim, menjadi komitmen bersama untuk menyelesaikan masalah sampah. Dari sisi spiritual, Bupati akan mengatur sejumlah upaya dalam setiap kegiatan keagamaan seperti khotbah Jumat agar penceramah memberikan pesan-pesan untuk menyadarkan masyarakat mengelola lingkungan berdasarkan ajaran agama. Hal tersebut juga disebut Halim telah disetujui oleh para pemuka dari masing-masing agama.

Upaya penindakan juga diberikan kepada warga yang tidak tertib. Halim menyebut penegakan hukum akan segera dilakukan oleh pihak kepolisian. “Polres nanti juga akan menyampaikan ancaman, siapa yang membuang sampah sembarangan, bisa dipidana. Jadi saya harap masyarakat tidak main-main,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Bantul juga menyampaikan hasil diskusi dengan pihak kelurahan dan panewu di wilayahnya terkait pengelolaan sampah. Ia mengaku mendapat beberapa masukan dari warga atau kelompok yang turut serta mengelola sampah.

Bupati menyarankan setiap Rukun Tetangga (RT) untuk bisa mengolah sampah secara mandiri dengan menggunakan mesin pencacah atau komposter yang dinilainya memiliki sejumlah keunggulan.

“Kami ingin menyelesaikan masalah sampah di tingkat yang lebih kecil dengan membeli komposter. Ada komposter yang bisa menyaring bau sampah. Banyak komposter yang tidak berbau, bahkan wangi. Dengan adanya komposter bisa kita jamin aman,” ujar Halim.

Ia juga menerima keluhan dari sejumlah perangkat kalurahan di Bantul di mana masyarakat menolak jika wilayahnya dijadikan lokasi sementara TPA Piyungan. Dia berharap dengan pengadaan komposter, membuat masyarakat menerima dan memahami kondisi darurat sampah yang terjadi saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya