SOLOPOS.COM - Wisatawan memadati tempat wisata Bunker Kaliadem di lereng Gunung Merapi, foto diambil 3 Maret 2023. (Abdul Jalil/Solopos.com)

Solopos.com, SLEMAN — Bunker Kaliadem yang ada di Dusun Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam beberapa hari ini menjadi perbincangan di media sosial. Warganet mengingat tragedi erupsi Gunung Merapi pada tahun 2006.

Akun Twitter @merapi_uncover memicu ingatan publik terkait tragedi menyeramkan di Bunker Kaliadem itu.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

BUNKER KALIADEM Ada yg msh ingat dg tragedi tahun 2006 di tempat ini? Membayangkan saja sdh ngeri banget ya,, t4 yg dulu dianggap sebagai yg paling aman dari bahaya erupsi Merapi ternyata justru jd “oven raksasa” yg merenggut nyawa 2 relawan (lahumma alfaatihah) yg berusaha menyelamatkan diri dr terjangan “wedus gembel” saat itu,” tulis admin akun tersebut pada Selasa (8/8/2023).

Unggahan tersebut kemudian memicu warganet lain untuk bercerita tentang pengalamannya terkait Bunker Kaliadem. Berbagai pengalaman diceritakan warganet saat mengunjungi  tempat yang kini jadi destinasi wisata tersebut.

Saya pernah masuk ke bangker ini, karena saya tidak tau isi dalem bangker itu apa dan waktu itu gaet tidak ngomong apa pun. Dia hanya bilang boleh masuk ke dalem bangker dan hati-hati. Setelah saya turun ke dalem bangker, saya mulai mencium amis yang sangay menyengat,” tulis akun @Andri123Andri.

Bunker Kaliadem ini menjadi saksi bisu tragedi bencana yang sangat menyeramkan pada waktu erupsi Gunung Merapi.

Dikutip dari jurnal berjudul Desa Kepuharjo sebagai Daya Tarik Wisata Pasca Erupsi Merapi karya Aldi Edo Nugroho, Bunker Kaliadem menjadi salah satu daya tarik wisata di kawasan tersebut. Bunker tersebut dibangun pemerintah yang difungsikan sebagai tempat persembunyian bagi bagi warga setempat ketika terjadi erupsi Gunung Merapi.

Saat tragedi erupsi Gunung Merapi pada 2006 silam, ada dua orang yang terjebak di dalam Bunker Kaliadem dan ditemukan meninggal dunia. Kedua orang itu meninggal di dalam bunker karena suhu yang sangat tinggi di dalam ruangan bawah tanah tersebut. Bahkan di sebut-sebut suhunya mencapai 200 derajat Celcius pada saat peristiwa erupsi terjadi.

Sejak tragedi itu terjadi, pemerintah memutuskan untuk tidak memfungsikan Bunker Kaliadem itu lagi sebagai tempat berlindung saat erupsi Gunung Merapi terjadi.

Hal ini karena Bunker Kaliadem disebut tidak aman untuk melindungi warga saat erupsi terjadi. Bahkan tempat itu disebut memiliki risiko sangat tinggi. Alasan ini tentu melihat pengalaman yang terjadi pada erupsi tahun 2006.

Kemudian pada 2010, Gunung Merapi meletus lagi. Gunung Merapi mengeluarkan awan panas dan banjir lahar dingin. Bahkan peristiwa ini disebut-sebut sebagai erupsi terbesar dalam 100 tahun terakhir.

Dikutip dari budaya.jogjaprov.go.id, erupsi Gunung Merapi tahun 2010 menyebabkan 386 orang meninggal dunia, termasuk di dalamnya juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan. Pada erupsi tahun 2010 membuat rekor baru dalam luncuran awan panas, yaitu mencapai 15 kilometer dari puncak Merapi menuju Cangkringan.

Setelah erupsi itu, Bunker Kaliadem sempat tertimbun material pasir setebal 4 meter. Bunker ini sempat disebut hilang.  Beberapa tanda yang menjadi petunjuk keberadaan bunker ikut hilang bersamaan dengan terjangan awan panas pada waktu itu.

Setidaknya membutuhkan waktu sekitar dua hari untuk merekonstruksi jalan. Selain itu membutuhkan waktu 54 jam untuk melakukan pengerukan dengan menggunakan alat berat. Jalan menuju bunker sendiri tertutup material setebal 1,5 meter.

Setelah keberadaan bunker berhasil ditemukan, pemerintah dan warga setempat bersepakat untuk mengelola dan menjadikan bunker tersebut sebagai tempat wisata karena Bunker Kaliadem sendiri menyimpan begitu banyak kedahsyatan erupsi Merapi.

Saat ini Bunker Kaliadem menjadi salah satu destinasi wisata favorit yang dikunjungi wisatawan saat berada di kawasan tersebut. Biasanya Bunker Kaliadem ini menjadi salah satu titik dalam rangkaian wisata Jeep Merapi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya