Jogja
Senin, 6 Oktober 2014 - 11:40 WIB

CERITA PENGAWAL KHUSUS IBU NEGARA : Dari Penari Jadi Prajurit (Bagian 1/2)

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ana Yulia Erawati, pengawal khusus ibu negara, Ani Yudhoyono sejak 2006-2010 (JIBI/Harian Jogja/Rina Wijayanti)

Harianjogja.com, JOGJA-Ana Yulia Erawati, tak pernah membayangkan bakal menjadi salah satu orang dekat Ani Yudhoyono, Ibu Negara Republik Indonesia. Sebab, awalnya dia suka dunia keseniaan, terutama menari. Namun jalan hidup menuntunnya menjadi prajurit.

Perempuan kelahiran Rembang, 20 Juni 1983 ini sejak kecil hobi menari dan tak pernah bermimpi menjadi tentara seperti kakeknya. Ana kecil suka menari, lewat tari-tarian tradisional dia mengaku dapat mengekspresikan jiwanya. Menjelang remaja, Ana bercita-cita menjadi perawat. Bahkan setelah lulus SMA, cita-cita yang didukung oleh keluarganya ini dia mulai dengan menjadi asisten dokter gigi di sebuah rumah sakit. Hanya setahun dia menjadi asisten di rumah sakit tersebut.

Advertisement

“Dokternya seorang tentara, lalu dia menganjurkan saya untuk mencoba mendaftar sebagai tentara, lewat saran beliau saya mengikutinya,” kata Ana beberapa waktu lalu.

Pada 2004, Ana mengikuti seleksi dan menjalani pendidikan di Pusdik Kajen. Ana menjadi bagian kecil wanita tentara dari ribuan pria yang direkrut periode itu. Setiap perekrutan anggota TNI, rata-rata hanya diambil 100 wanita dari seluruh wilayah Indonesia, sementara laki-laki bisa mencapai ribuan orang.

Suka duka menjalani pendidikan sebagai prajurit dia rasakan. Terlebih pembawaannya yang lembut dan kalem, rasanya berat untuk menuntaskan proses pendidikan tersebut.

Advertisement

“Satu bulan rasanya satu tahun, satu pekan rasanya seperti satu bulan. Saya tidak pernah membayangkan bakal masuk dalam kondisi ini. Begitu berat, begitu tertekan, bahkan untuk menghafalkan pelajaran satu halaman mungkin otak saya sudah tidak mampu lagi,” katanya.

Motivasi untuk membanggakan orangtua menjadi alasan nomor satu bagi Ana untuk menyelesaikan proses pendidikan yang berat. Predikat Prajurit TNI akhirnya berhasil melekat pada diri Ana. Selama setahun Ana menjalani pemusatan latihan tembak. Tak hanya itu dia juga dipercaya sebagai pelatih paskibraka nasional pada 2005.

Pada saat bersamaan, wanita bertinggi badan 166 sentimeter ini juga masuk sebagai peserta seleksi Pasukan Pengaman Presiden (Paspamres). Semula dia menjadi salah satu sekretaris pribadi ajudan presiden. Setelah satu tahun menjalankan tugas tersebut, pada 2006 gadis berkulit cerah ini menjadi salah satu dari tiga pengawal khusus Ibu Negara, Ani Yudhoyono. (Baca Juga : CERITA PENGAWAL KHUSUS IBU NEGARA : Ana Bertugas 24 Jam Menjaga Ani (Bagian 2/2))

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif