Jogja
Senin, 5 Desember 2016 - 04:50 WIB

CUACA EKSTREM : BMKG Ingatkan Waspada Gelombang Tinggi Pantai Selatan

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu warga panik ketika ombak mendadak naik hingga tempatnya berdiri, Pantai Glagah, Rabu, (8/6/2016). Banjir yang disebabkan gelombang pasang air laut terjadi di kawasan wisata Pantai Glagah sejak pukul 09.00 pagi. (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Gelombang tinggi berpotensi terjadi di pantai selatan DIY.

Harianjogja.com, JOGJA-Potensi banjir, longsor, dan pohon tumbang masih menjadi ancaman bagi warga DIY selama beberapa waktu kedepan. Bahkan gelombang tinggi berpotensi terjadi di pantai selatan.

Advertisement

Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY merilis sampai 8 Desember mendatang ada peningkatan potensi hujan di wilayah DIY. Koordinator Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Djoko Budiyono mengatakan sejak dari kondisi atmosfer terkini, daerah belokan atau pertemuan angin diatas Pulau Jawa, pemanasan yang cukup dikuat di perairan selatan Jawa, kelembaban udara yang cukup tinggi, berpotensi menyebabkan terjadinya hujan lebat yang dapat disertai kilat, petir dan angin kencang.

Karena itu pihaknya mengimbau agar masyarakat dari dampak cuaca ekstrim tersebut “Dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang dan jalan licin,” kata Djoko melalui pesan singkat selular, Minggu (4/12/2016).

Djoko juga mewaspadai adanya potensi gelombang tinggi sebesar 2,5-3 meter di pesisir pantai selatan. Karena itu, Djoko mengimbau nelayan, pengguna transportasi laut dan masyarakat pesisir pantai untuk waspada.

Advertisement

Sementara itu Ketua Him Nelayan Gunungkidul, Rujimanto mengaku belum ada imbawan resmi dari pemerintah kabupaten terkait adanya potensi gelombang tinggi. Namun demikian pihaknya sampai Januari nanti sudah mewaspadai adanya angin kendang.

Hal itu berdasarkan pengalaman bahwa setiap Desember-Januari nelayan nelayan adanya musim angin barat daya atau bagi nelayan pesirir pant selatan dikenal dengan istilah ‘Mongso Kapitu’. “Biasanya bulan ini memang sering ada mendung dari barat daya dan pasti selalu disertai angin. Kalau cuaca seperti itu kita tidak berani melaut,” ujar Rujimanto.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif