SOLOPOS.COM - Ratusan perahu nelayan di Pacitan hanya terparkir di dermaga saat terjadi gelombang tinggi. (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Cuaca ekstrem membuat nelayan di Pantai Selatan Gunungkidul berhenti melaut

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Gelombang setinggi 3-4 meter menerjang kawasan pesisir Gunungkidul sejak Senin (20/3/2017) tengah malam. Tidak ada laporan kerusakan akibat, namun sejumlah nelayan menghentikan aktivtas mencari ikan di laut.

Promosi Isra Mikraj, Mukjizat Nabi yang Tak Dipercayai Kaum Empiris Sekuler

Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Surisdiyanti meminta kepada elemen masyarakat yang ada di pantai untuk waspada terhadap naiknya gelombang laut. Dari data yang dihimpung anggota SAR, sejak kemarin malam ada kenaikan tinggi gelombang 3-4 meter.

Menurut dia, sejak beberapa hari lalu sudah menyebarkan informasi akan adanya potensi naiknya gelombang. Imbauan ini dirasakan oleh Suris telah memberikan dampak yang positif. Sebab meski ada kenaikan gelombang, namun hal tersebut tidak sampai mengakibatkan adanya kerusakan.

“Hingga siang ini [kemarin] belum ada yang melapor tentang kerusakan,” kata Suris kepada wartawan, Senin.

Dia menambahkan, gelombang tinggi yang terjadi juga berdampak terhadap aktivitas nelayan. Sebab fenomena alam ini membuat nelayan di Gunungkidul berhenti sementara waktu untuk mencari ikan di laut. Bahkan ada sejumlah nelayan yang memilih menaikkan kapal ke tempat yang lebih tinggi dengan tujuan terhindar dari kerusakan akibat hantaman gelombang.

Gelombang tinggi menerjang wilayah pesisir Pantai Selatan Kabupaten Gunungkidul, Senin (20/3/2017). Akibat gelombang tinggi yang menerjang, nelayan memilih berhenti melaut untuk sementara. “Nelayan tidak berani melaut karena menghindari risiko kecelakaan,” katanya.

Sementara itu, salah seorang Nelayan di Pantai Baron, Yanto mengatakan, adanya kenaikan gelombang membuat nelayan menghentikan aktivitas mencari ikan di laut. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kecelakaan di laut karena kondisinya sedang tidak baik. “Kita tidak  mau mengambil risiko karena jika nekat malah akan berbahaya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya