SOLOPOS.COM - Seorang warga melintasi area persawahan yang terendam genangan air di wilayah Panjatan, Kulonprogo, Jumat (2/12/2016). Ratusan hektare sawah di Kulonprogo diketahui terendam akibat hujan yang terjadi selama beberapa hari terakhir. (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Dari jumlah tersebut, sebagian masih bisa diselamatkan dan sebagian lagi terancam tak bisa dipertahankan.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kulonprogo mencatat hampir 1.000 hektare lahan pertanian di Kulonprogo terendam banjir akibat cuaca buruk beberapa waktu terakhir. Dari jumlah tersebut, sebagian masih bisa diselamatkan dan sebagian lagi terancam tak bisa dipertahankan.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Bambang Tri Budi Harsono, Kepala Dispertahut Kulonprogo mengatakan sudah dilakukan inventaris awal guna memetakan lahan pertanian yang terdampak cuaca buruk. “Sudah dilakukan pendataan untuk mengetahui kemungkinan puso atau tidak,”jelasnya ketika dihubungi Harian Jogja pada Minggu (4/12).

Namun, kesimpulan akan kemungkinan puso masih harus menunggu koordinasi dengan sejumlah pihak di kecamatan. Bambang menyebutkan dari pendataan hingga pekan lalu, didapatkan data sekitar 950 hektar yang terendam banjir dengan berbagai kondisi. Sejumlah tanaman padi tersebut ada yang sudah hampir panen namun ada pula yang baru berusia sekitar 25 hari.

Ia menjelaskan jika tanaman padi di Galur, Lendah,d an Panjatan banyak dipengaruhi hujan namun kemungkinan masih bisa bertahan. Sedangkan, lahan pertanian di Tawangsari, Pengasih sulit untuk dipertahankan jika hujan terus turun dalam 2 hari mendatang. Menurutnya, padi yang sudah terendam banjir secara keseluruhan akan sulit bertahan. Namun, jika air baru berkisar 2/3 tanaman maka masih ada harapan.

Pemerintah daerah sendiri aka berupaya melakukan penanganan dengan mengajukan bantuan benih untuk melakukan penanaman ulang. Bantuan benih diajukan kepada pemerintah pusat dengan asumsi masih ada cadangan benih nasional. Meski demikian, Bambang mengakui jika benih ini tidak bisa serta merta langsung disalurkan kepada petani.

Selain itu, adapula asuransi usaha tani padi (AUTP) yang bisa diakses oleh petani jika memang terjadi puso. Pemkab akan membantu mengajukan klaim asuransi bagi kelompok-kelompok tani yang telah mengikuti asuransi tersebut. Hanya saja, dari seluruh lahan pertanian di Kulonprogo, baru sekitar 3000 hektar yang mengikuti asuransi tersebut.

Sementara itu, Sekretaris Dispertahut Kulonprogo, Aris Nugroho mengatakan sejumlah lahan pertanian yang terendam banjir sudah ada yang dilindungi dengan AUTP. Asuransi tersebut memang melindungi petani yang lahannya terserang bencana dan hama penyakit. Apabila, petani gagal panen hingga lebih dari 85% dari total keseluruhan maka ia berhas mengajukan klaim asuransi tersebut.

Ia menyebutkan jika petani akan mendapatkan sekitar Rp6juta untuk setiap hektar yang gagal panen. Adapun, pemkab sebelumnya juga telah berupaya melindungi petani dengan mensubsdi pembayaran premi asuransi ini. Pasalnya, dengan premi sekitar Rp180.000 per hektar maka petani hanya perlu membayar Rp36.000 saja. Sedangkan sisanya yakni Rp144.000 ditanggung oleh pemerinta daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya