CUaca ekstrem di Gunungkidul memicu bencana tanah longsor dan angin kencang
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul Sutaryono mengatakan, kejadian longsor yang makin banyak tidak lepas dari intensitas hujan yang turun.
Oleh karenanya, dia meminta agar warga yang tinggal di daerah rawan terus berhati-hati dan waspada terhadap potensi bahaya bencana alam.
“Kewaspadaan tidak hanya pada longsor saja, buktinya hampir bersamaan dengan kejadian itu di Girisubo ada sebuah rumah ambruk karena tersapu angin kencang,” katanya, Minggu (9/10/2016).
Dia pun berharap dengan sejumlah kejadian itu, maka warga bisa makin waspada. Salah satu upaya antisipasi bisa dilakukan dengan melihat kondisi di lingkungan sekitar, misalnya untuk tanah longsor, warga yang tinggal di daerah rawan bisa melihat kondisi di lingkungan rumah, mulai dari kondisi pepohonan di atas bukit atau kondisi tanah yang ada di wilayah tersebut.
“Paling penting saat terjadi hujan deras harus meningkatkan kewaspadaan. Selain itu, tanda-tanda longsor bisa dilihat dengan cara melihat situasi di luar seperti memantau pepohonan, karena jika sampai letaknya yang mulai doyong maka bisa jadi pertanda akan terjadi longsor,” katanya.
Sementara itu, untuk rawan angin kencang, dia pun meminta kepada warga untuk memangkas dahan dan ranting pohon yang telah rimbun. Hal itu dilakukan untuk mengurangi risiko saat terjadi angin kencang.
“Kalau angin kencang, potensinya hampir merata di seluruh wilayah di Gunugnkidul,” tuturnya.