SOLOPOS.COM - Pemangkasan pohon yang dilaksanakan di Jalan Godean KM 15-18 dari Dusun Ngijon, Sumberagung, Moyudan, Sleman sampai dengan sekitar Dusun Sembuhan, Sendangmulyo, Minggir, Sleman, Minggu (25/9/2016). (JIBI/Harian Jogja/Ist. PLN Jogja)

Cuaca ekstrem membuat BLH mengintensifkan pemankasan pohon rawan tumbang

Harianjogja.com, JOGJA- Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jogja mengintensifkan pemangkasan pohon di tepi jalan sebagai antisipasi pohon tumbang saat hujan deras disertai angin kencang pada musim hujan.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

“Sebenarnya, kegiatan pemangkasan pohon merupakan kegiatan rutin yang kami lakukan setiap hari. Namun, kami juga akan segera melakukan pemangkasan jika ada pohon yang dinilai sudah rapuh dan rawan tumbang saat terjadi hujan deras dan angin kencang,” kata Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Jogja, Suyana, Sabtu (10/12/2016).

Menurut Suyana, BLH Kota Jogja menerjunkan tim pemangkas dengan menggunakan satu unit mobil “sky lift” dan satu truk pada saat melakukan pemangkasan pohon, ditambah satu tim dengan satu truk apabila pohon yang dipangkas tidak terlalu tinggi.

Setiap hari, tim dari BLH Kota Jogja dapat melakukan pemangkasan sebanyak satu hingga dua pohon tergantung volume tajuk pohon yang harus dipangkas.

Meskipun demikian, kata Suyana, BLH Kota Jogja tidak dapat memperkirakan secara pasti pohon yang akan roboh jika terjadi hujan deras dan angin kencang.

“Kami sudah berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pemangkasan dan mengurangi tajuk pohon agar tidak mudah roboh. Namun, ada saja faktor-faktor eksternal yang menyebabkan pohon roboh,” katanya.

Ia mencontohkan robohnya pohon di depan Kantor Inspektorat Jogja saat terjadi hujan deras dan angin kencang beberapa waktu lalu.

Suyana menyebut, pohon tersebut tumbang meskipun memiliki batang yang kokoh dan perakaran yang kuat.

“Tetapi, karena pohon berada di sisi saluran air, dan tanah di sekitar saluran terkikis air, maka pohon pun tumbang saat terjadi angin kencang,” katanya, seperti dikutip dari Antara.

Namun, Suyana mengatakan tidak mudah memilih lokasi menanam pohon perindang sehingga banyak pohon yang kemudian ditanam di samping saluran air.

Sementara itu, berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, curah hujan di DIY hingga Senin (12/12/2016) cukup tinggi yaitu di atas 50 milimeter per hari disertai petir dan angin kencang dengan kecepatan 45 kilometer per jam sehingga meningkatkan potensi banjir dan tanah longsor.

Kondisi tersebut disebabkan adanya belokan dan pertemuan angin di sekitar Pulau Jawa akibat munculnya tekanan udara rendah di sekitar ekuator.

BMKG meminta pemerintah daerah dan masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan mengantisipasi potensi bencana tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya