Jogja
Sabtu, 23 Juli 2016 - 16:20 WIB

CUACA EKSTREM : Tekanan Udara Rendah, Banjir hingga Gelombang Tinggi Jadi Ancaman

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Cuaca ekstrem.(JIBI/Solopos/Dok.)

Cuaca ekstrem diprediksi terjadi hingga akhir pekan ini.

Harianjogja.com, JOGJA –– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyatakan keberadaan tekanan udara rendah yang terpantau di perairan Barat Daya Pulau Jawa mengakibatkan potensi cuaca ekstrem di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Advertisement

“Tekanan udara rendah di barat daya Jawa menyebabkan pembentukan awan-awan hitam di Yogyakarta,” kata Koordinator Pos Klimatologi dan Geofisika BMKG Yogyakarta Joko Budiono seperti dikutip dari Antara, Jumat (22/7/2016).

Menurut dia peristiwa tekanan udara rendah tersebut diperkirakan akan terjadi hingga Sabtu, 23 Juli 2016. Fenomena tekanan udara rendah terjadi karena di area laut tersebut memiliki suhu yang hangat atau panas dibandingkan dengan area laut di sekitarnya.

Akibat kondisi tersebut, menurut dia, diprediksikan secara umum curah hujan di DIY mencapai 10-40 milimeter per dasarian. Sedangkan untuk kecepatan angin laut selatan Yogyakarta diperkirakan mencapai 20 knot.

Advertisement

Prakiraan cuaca ekstrem sebelumnya telah dikeluarkan BMKG untuk periode 16-21 Juli. Penyebab utama cuaca ekstrem saat itu adalah tekanan udara tinggi di Wilayah Australia yang juga mengakibatkan kecepatan angin di Samudera Hindia mencapai 10-36 kilometer per jam.

“Kondisi laut dan atmosfer selalu berubah-ubah setiap saat, untuk saat ini disebabkan daerah konvergensi udara di Barat Daya Jawa,” kata dia.

Bagi masyarakat, ia mengimbau berhati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan seperti banjir, longsor, tanah licin, serta pohon tumbang.

Advertisement

“Gelombang tinggi di atas dua meter juga perlu diwaspadai khususnya bagi nelayan,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif