Jogja
Selasa, 21 Oktober 2014 - 22:20 WIB

Cuaca Panas, Tanaman Sayuran di Rumah Pangan Lestari Layu

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sinar matahari (Msra.org.au)

Harianjogja.com, JOGJA-Salah satu Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Kota Jogja, yakni di Kelurahan Bausasran sempat mengalami kekeringan dan menghentikan kegiatan tanam untuk sementara.

Kondisi itu terjadi sebagai akibat kemarau yang membawa suhu panas ekstrem hingga 35 derajat celcius.

Advertisement

Koordinator Pokja 2 PKK Kelurahan Bausasran, Estri Utami mengatakan terong, cabai, selada keriting, selada merah, seledri, yang ditanam di dalam polybag maupun pipa PVC sudah rutin disirami.

“Kondisi tanah sampai kering tak berdaya, maka saat ini kami berhenti menanam dulu. Menunggu suhu dan cuaca tak seekstrem ini,” ujarnya, Senin (20/10/2014).

Selada, lanjutnya merupakan tanaman yang tidak tahan panas. Sayangnya, ketika para petani menggunakan air untuk menyiram, air yang digunakan terasa hangat akibat ekstremnya cuaca. Sehingga, meskipun tanaman disiram, tanaman menjadi layu.

Advertisement

Sementara, apabila mengganti tanaman dengan palawija, tanaman akan dimakan tikus. Namun, Estri kemudian menyampaikan, dengan usaha lebih dan penurunan suhu bertahap, petani di Pokja 2 yang ia koordinatori, sempat panen satu kali. Dan kini juga sudah banyak petani yang mulai membibit kembali.

Dikonfirmasi mengenai kondisi KRPL di masing-masing kelurahan, pada musim kemarau seperti saat ini, Panggarti, Kepala Seksi Bimbingan Usaha dan Budidaya Pertanian Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Jogja mengatakan apabila KRPL dikelola dengan baik, proses tanam dan panen akan tetap berjalan. Ketika persediaan air cukup di kelurahan, upaya penyiraman rutin harus tetap dilakukan.

“Polybag itu, asal rajin nyiram, pasti tumbuh terus. Jumlah tanaman yang ditanami hanya sedikit, bisa lebih bisa mengatasi, ketimbang di lahan luas,” terang Panggarti, saat dijumpai di ruang kerjanya.

Advertisement

Ditambahkannya, Disperindagkoptan telah menyosialisasikan kalender tanam. Selain itu, lembaganya juga telah membina petani agar menanam dan panen sesuai kalender.

Sebelumnya, diakui, banyak petani yang memilih menanam tanaman suka-suka. Namun, perlahan, mereka mulai menyesuaikan dengan jadwal yang ada di kalender.
Di Kota Jogja, ada enam kelurahan KRPL maupun yang masih berbentuk model.

“Satu kawasan KRPL, minimal terdiri dari 30 rumah. Terdiri dari kebun bibit, kebun sekolah, pot, sisanya untuk rumah tangga, di tiap RW juga pada akhirnya turut mengembangkan KRPL ini,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif