SOLOPOS.COM - Direktur Bina Haji dan Umrah Kementerian Agama H Muhajirin Yanis saat memberikan sambutan di hadapan jamaah pada kegiatan Manasik haji khusus di Hotel Sahid Jaya Solo, Rabu (26/7/2017). (Anton Wahyu Prihartono/JIBI/Harian Jogja)

Daftar tunggu haji reguler di Indonesia mencapai 22 tahun berdampak pada peningkatan jamaah yang ingin menjalankan umroh

Harianjogja.com, JOGJA-Antrean panjang haji reguler di Indonesia mencapai 22 tahun. Kondisi ini memberikan dampak positif terhadap peningkatan bisnis umroh dan haji khusus.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Branch Manager Sahid Tour Jogja, Abdullah Musa mengatakan daftar tunggu haji reguler di Indonesia mencapai 22 tahun. Hal itu berdampak pada peningkatan jamaah yang ingin menjalankan umroh.

“Sambil menunggu, jamaah ini ada yang akhirnya memilih umroh dulu. Karena ini jadi semacam latihan juga bagi mereka sebelum nanti tiba gilirannya menjalankan ibadah haji,” ujar Musa kepada Harianjogja.com, Selasa (25/7/2017).

Waktu tunggu yang lama, diakui Musa memberikan dampak positif bagi penyelenggaraan umroh. Pasalnya, setiap bulan ada peningkatan signifikan untuk pendaftaran ibadah umroh.

Lebih lanjut Musa memaparkan, jika sebelumnya dalam sebulan hanya sekitar lima jamaah yang mendaftar umroh, saat ini ada peningkatan 20 jamaah.
Peningkatan untuk masyarakat yang memilih umroh dulu cukup besar antara 60% sampai 70%.

“Demikian juga yang haji khusus, karena ini jadi pilihan bagi mereka yang memang cukup uangnya dan daripada menunggu lama, memilih haji khusus. Kenaikannya sampai 50 persen, kalau biasanya hanya lima orang, peminatnya bisa sampai sepuluh orang,” jelas Musa.

Tahun ini, Sahid Tour memberangkatkan sebanyak 201 jamaah haji khusus dari seluruh Indonesia. Di mana 22 jamaah di antaranya berasal dari Jogja. Musa menambahkan haji khusus memiliki kelebihan dibandingkan haji reguler. Kendati biaya perjalanannya lebih lama, namun waktu tunggunya relatif singkat antara enam tahun sampai tujuh tahun.

CEO PT Zhafirah Mitra Madina, Raden Tanto menambahkan belakangan ini bisnis umroh menjadi peluang bisnis yang potensial. Bahkan, kata dia, tahun ini Indonesia menempati urutan kedua di dunia dengan jumlah jamaah umroh mencapai 850.000 orang pada musim umroh tahun 1438 hijriyah.

“Maka di Jogja juga bermunculan travel-travel umroh, baik yang berizin maupun yang tidak berizin. Namun, yang tidak berizin ini yang menjadi masalah,” papar Tanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya