Jogja
Rabu, 31 Mei 2017 - 14:22 WIB

DAGING IMPOR : Ini Alasan Daging Kerbau Tak Beredar di DIY

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi perdagangan daging kerbau. (JIBI/Solopos/Antara)

Daging impor berupa kerbau diputuskan tak masuk DIY.

Harianjogja.com, JOGJA — Perum Bulog mengantongi izin impor daging kerbau sebanyak 51.000 ton. Kendati demikian, DIY tidak ikut menikmatinya.

Advertisement

Baca Juga : DAGING IMPOR : Syukurlah … Daging Kerbau Tidak Masuk DIY

Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY Syam Arjayanti mengatakan, masyarakat Jogja masih terbiasa mengonsumsi daging sapi segar. Menurutnya, masyarakat masih menganggap daging sapi beku tidak seenak daging sapi segar karena didatangkan dari luar negeri sehingga butuh waktu lama untuk sampai ke tangan konsumen terakhir.

“Masyarakat menganggap daging tersebut sudah sepo, tidak enak. Itu terkait budaya pangan, makanya kami tetap mengampanyekan bahwa daging beku itu sehat agar masyarakat Jogja menjadi terbiasa [mengonsumsi daging sapi beku],” tuturnya, Selasa (30/5/2017).

Advertisement

BKPP DIY menghitung pasokan daging sapi dari jumlah daging yang ada di pemotongan dan tidak termasuk karkasnya. Jika dihitung dengan kebutuhan warga DIY, menurutnya pasokan daging sapi yang ada memang masih kurang jika hanya mengandalkan pasokan dari DIY.

“Tapi kami tetap cukup dengan mendatangkan dari Boyolali,” tuturnya. Menurutnya, sapi DIY justru banyak dikirim ke daerah Jakarta dalam wujud sapi hidup.

Sama halnya dengan Syam, pedagang daging sapi di Pasar Kranggan bernama Supri juga masih meyakini bahwa masyarakat Jogja sangat terbiasa mengonsumsi daging sapi segar, sehingga kalaupun ada daging kerbau yang masuk maupun daging sapi beku, mereka akan memilih daging sapi yang baru dipotong. “Serat kerbau itu besar-besar jadi konsumen masih banyak memilih sapi,” tuturnya.

Advertisement

Sri, warga Sleman juga berpendapat demikian. Serat yang terlalu besar membuatnya enggan mengonsumsi daging kerbau. “Kalau rasanya sih sama. Karena tidak terbiasa jadinya masih memilih sapi,” katanya.

Ketua Paguyuban Pedagang Daging Sapi Segoroyoso (PPDSS) Ilham Akhmadi mengatakan, jika daging kerbau sampai masuk DIY, tentu akan berimbas pada penjualan daging sapi di DIY. Ia pun berharap agar masyarakat bisa lebih jeli membedakan antara daging kerbau dan daging sapi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif