SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Daging impor tak laku di pasar tradisional.

Harianjogja.com, JOGJA – Pedagang daging sapi di Pasar Beringharjo enggan menjual daging impor. Pedagang beralasan kualitas daging impor jauh lebih rendah dibandingkan daging sapi lokal.

Promosi Pemimpin Negarawan yang Bikin Rakyat Tertawan

(Baca Juga : DAGING IMPOR : India Kirim Daging Kerbau, Berikut Dampak Negatif yang Mungkin Terjadi)

“Apapun itu dagingnya, kalau impor itu kita takut. Selain tidak fresh, kita juga enggak tahu cara sembelihnya di sana bagaimana,” kata salah satu pedagang daging sapi Pasar Beringharjo, Waltinem, Jumat (27/5/2016).

Daging impor yang masuk ke Indonesia diklaim tidak segar karena sudah masuk freezer atau alat pendingin.

“Kalau lokal kan potong langsung jual. Makanya saya jual lokal aja yang banyak dicari,” kata perempuan yang akrab di sapa Bu Wal ini.

Alasan tersebut juga menjawab ketidaktakutan para pedagang sapi saat mendengar kabar pemerintah akan mengimpor daging kerbau dari India. Menurut Wal, daging kerbau impor yang masuk Indonesia akan masuk dalam kemasan dan telah diawetkan agar tidak busuk. Sementara daging yang sudah masuk freezer dan tidak segar seperti itu tidak banyak diminati masyarakat.

Wal juga mengatakan, lidah orang Indonesia khususnya Jogja tidak terbiasa dengan daging kerbau. Untuk kebutuhan lauk pauk, kebanyakan mengonsumsi daging sapi, ayam atau ikan. “Jadi kami tidak masalah karena pasar Jogja itu sapi bukan kerbau. Saya enggak pengaruh [impor daging kerbau] karena kita banyak yang minta daging yg minta daging lokal,” kata dia.

Wal mengatakan, ia sudah berdagang daging sapi sejak 1990. Selama 26 ini ia mengikuti berbagai kebijakan pemerintah untuk menekan harga daging sapi dalam negeri.

“Mau kebijakannya seperti apa nyatanya juga sapi harganya naik terus. Aslinya kalau pemerintah mau bantu penjual, malah bagus kalau impor sapi hidup bukan dagingnya,” kata dia.

Saat ini harga yang dipatok pedagang masih stabil. Untuk daging kualitas 1 dijual Rp120.000, kualitas 2 Rp110.000,dan kualitas 3 Rp105.000 per kilogram (kg).

Pedagang daging sapi lainnya Legiyem asal Surokarsan Jogja mengatakan, hingga 10 hari jelang Ramadhan, harga daging sapi masih stabil. Pasokannya juga terbilang aman. Ia memperkirakan kenaikan harga akan terjadi menjelang Idulfitri nanti.

“Naik Rp5.000 paling tapi enggak lama,” ucapnya.

Sementara untuk komoditas bahan pangan lainnya juga masih terpantau stabil meski ada beberapa harga komoditas yang terbilang tinggi, seperti gula pasir. Berdasarkan data harga kebutuhan pangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, harga gula pasir hari Jumat naik 1,11% dari Rp15.066 menjadi Rp15.233 per kg. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga adalah berbagai jenis cabai yang turun mulai dari 5-10%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya