SOLOPOS.COM - Ilustrasi memerah sapi (Rachman/JIBI/Bisnis)

Ukurannya adalah masih adanya sapi betina yang dipotong untuk mencukupi permintaan pasar.

 

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

 

 

Harianjogja.com, JOGJA-Kalangan pedagang sapi mengaku pasokan sapi siap potong di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terbatas. Ukurannya adalah masih adanya sapi betina yang dipotong untuk mencukupi permintaan pasar.

Ketua Paguyuban Pedagang Daging Sapi Segoroyoso (PPDSS) Ilham Akmadi mengatakan, secara aturan, sapi betina memang tidak boleh dipotong karena sapi betina termasuk hewan produktif yang mampu menghasilkan keturunan. Larangan ini mengacu pada Undang-Undang No.18/2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

“Sebenarnya stok di pasar boleh dibilang kurang. Indikatornya ada betina yang dipotong. Berarti kan ini mengindikasikan kalau stok sapi [jantan] kurang,” kata dia saat dihubungi Harian Jogja, Selasa (26/4).

Dalam sehari, setidaknya Segoroyoso mampu memotong lebih dari 30 ekor sapi. “Kalau ditanya stoknya sih ada, tanpa lihat jantan apa betina. Tapi kenyataannya betina pun juga kita hajar [potong],” tegasnya.

Jika paguyuban ini hanya mengandalkan sapi jantan di pasaran, pedagang akan mengalami kesulitan untuk menyukupi permintaan pasar. Oleh sebab itu, tidak sedikit sapi betina yang ikut dipotong untuk menyukupi kebutuhan.

Keterbatasan stok yang disampaikan pedagang berbeda dengan tanggapan pemerintah daerah. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY maupun Dinas Pertanian Bidang Peternakan menyebut stok sapi di DIY masih surplus.

Eko Witoyo selaku Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag DIY menyampaikan, jika membandingkan antara jumlah sapi siap potong dengan kebutuhannya, DIY masih surplus. “Data yang saya peroleh dari Dinas Pertanian, sapi siap potong berjumlah 54.879 ekor sementara kebutuhannya 50.000 ekor. Berarti ini kan masih surplus,” kata Eko.

Namun perlu diingat bahwa satu ekor sapi tetap harus memperhatikan unsur karkas. “Bisa dikatakan satu ekor sapi seberat 300 kilo, karkasnya bisa separuhnya lebih. Dagingnya tinggal 100 kilo per sapi hidup,” kata Eko.

Sementara data dari Dinas Pertanian Bidang Peternakan mencatat populasi sapi DIY hingga bulan ini mencapai 322.775 ekor. Sutarno selaku kepala bidang mengatakan, jika Jakarta, Banten dan sekitarnya tidak mengalami kekurangan stok daging sapi, sapi di DIY aman.

Pada tiga tahun terakhir, kebutuhan daging sapi untuk Jakarta dan Banten dipenuhi dari stok impor. Namun dikhawatirkan saat stok impor tidak mampu menyukupi kebutuhan di daerah tersebut, sapi lokal di DIY akan diserap ke arah barat. “Kalau kondisinya seperti itu barulah DIY bisa defisit. Kalau sekarang masih aman,” tandasnya.

Saat ini DIY masih menjadi daerah produksi sapi. Terbesar ada di Kabupaten Gunungkidul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya