Jogja
Minggu, 24 Januari 2016 - 00:20 WIB

DAMPAK EL NINO : 92 Ha Lahan tadah Hujan Gagal Panen, Bagaimana Produksi Palawija, Sayuran dan Buah?

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para petani di Desa Mireng, Kecamatan Trucuk, mengecek kondisi jagung mereka, Selasa (11/8/2015). Mereka memilih menanam jagung dibandingkan palawija lainnya karena harga jual jagung yang lebih tinggi. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Dampak el nino di Gunungkidul menyebabkan 92 hektare lahan gagal panen

Harianjogja.com, JOGJA—Produksi palawija, sayuran, dan buah di DIY diperkirakan tetap aman meskipun di beberapa wilayah di DIY tidak mendapatkan guyuran hujan dengan stabil.

Advertisement

Kepala Dinas Pertanian DIY Sasongko mengungkapkan, cuaca saat ini memang membuat petani mengeluh karena tanaman padi di beberapa wilayah telat mendapatkan air hujan sehingga pertumbuhan terganggu.
Hasil pendataan menunjukkan 92 hektare padi di lahan tadah hujan di Gunungkidul berpotensi gagal panen.

“Tapi, untuk palawija, buah, dan sayur kami kira tidak ada masalah. Masih aman,” ujar dia Jumat (22/1/2016).

Ia mengungkapkan beberapa wilayah di DIY khususnya di Gunungkidul sudah melaksanakan sistem tumpangsari dengan menanam jagung dan kedelai. Para petani sudah mulai menanam tanaman palawija untuk menambah produktivitas lahan.

Advertisement

Tanaman palawija umumnya lebih tahan dengan pasokan air yang minim sehingga ia optimistis pasokan bahan pangan untuk palawija tidak akan terganggu.

Ia menyebutkan, saat ini baru di awal tahun. Ia berharap cuaca kembali bersahabat.  Untuk imbasnya terhadap sayuran, ia mengaku belum menemukan. Pasalnya, saat ini belum masa tanam bawang merah. Biasanya, bawang merah ditanam usai panen padi.

“Petani biasanya menanam padi pada Maret atau april. Ada siklus kedua. Biasanya setelah padi selesai,” ungkap dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif