Dampak el nino membuat cuaca panas di Jogja
Harianjogja.com, JOGJA – Penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut atau biasa di sebut el nino diperkirakan akan masih berlangsung hingga bulan Maret. Kondisi ini rupanya mengakibatkan sejumlah permasalahan kesehatan, salah satunya dehidrasi.
Pakar Kesehatan dan Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM), Dian Caturini Sulistyoningrum mengatakan peningkatan suhu ini memang memicu adanya dehidrasi. Terlebih panas yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memicu keringat ke luar sangat banyak.
“Perlu antisipasi masalah dehidrasi, salah satunya dengan membawa bekal air putih. Kelemahan masyarakat memang tidak mau ribet dengan bekal air putih, padahal jika mengandalkan di lapangan belum tentu tersedia dengan mudah,” kata Dian di Kampus Fakultas Kedokteran UGM, Selasa (19/1/2016).
Dian menambahkan selain air putih, masyarakat juga perlu mengurangi aktivitas di luar ruangan. Termasuk menjaga pola istirahat yang cukup.
“Perlu mengingatkan diri untuk beristirahat. Sebab banyak orang yang bekerja tidak memikirkan istirahat yang cukup. Selain itu saat ada di lapangan biasanya tidak merasakan tubuh yang sudah melemah,” kata Dian.
Akibatnya daya tahan tubuh akan melemah. Pelemahan kondisi tubuh ini biasanya akan diikuti dengan gejala sakit, seperti flu dan demam.
“Untuk gizi diperlukan banyak makan buah-buahan dan sayur-sayuran. Buah dan sayur mampu memberikan imun tubuh lebih,” kata Dian.
Dian juga meminta warga untuk mewaspadai hujan yang turun tidak merata di sejumlah daerah di DIY. Meskipun belum merata ternyata membuat nyamuk, khususnya aedes aegypti malah berkembang dengan cepat.
“Ini terbukti di beberapa daerah di DIY sudah ada yang terkena Demam Berdarah [DB]. Makanya perlu mewaspadai juga DB ini menyebar,” kata Dian.