Jogja
Jumat, 23 November 2012 - 13:37 WIB

Dampak Inflasi, Tarif Hotel di DIY Naik 10%

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/google image)

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/google image)

JOGJA—Tarif menginap di hotel berbintang di Jogja tahun depan bakal naik 10%. Kenaikan yang diklaim menyesuaikan inflasi dan kenaikan upah buruh itu dinilai bakal merugikan DIY karena biaya wisata di daerah ini menjadi lebih mahal.

Advertisement

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Istidjab menyatakan, kenaikan tarif hotel bintang mencapai hingga 10% sebab pengusaha hotel mesti mencari kompensasi atas kenaikan inflasi dan Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang mulai berlaku tahun depan.

“Maksimal kenaikan 10 persen karena kompetisi juga banyak harus ada kompensasi. Selain UMK dan inflasi,” terangnya Jumat (23/11/2012).

Kenaikan sebesar itu menurutnya tak akan menurunkan okupansi hotel sebab manajemen dapat menyiasatinya dengan menurunkan harga saat tamu tengah sepi.

Advertisement

“Seperti pesawat lah, kalau peak season harganya beda kalau sepi bisa diturunkan,” ungkapnya. Kenaikan sebesar 10% rencananya hanya untuk hotel berbintang sementara hotel non bintang atau melati kenaikan tarif menginap diperkirakan hanya 5%.

Istidjab menambahkan, kenaikan UMK untuk 2013 dipandang masih wajar. Khusus industri hotel sendiri menurutnya tak ada masalah, karena selain menerima gaji pokok karyawan hotel juga mendapat tips atau tunjungan. “Jadi misalnya gaji-nya hanya Rp700.000 tapi kan ada tips jadi sesuai UMK. Hotel non bintang juga ada tips,” lanjutnya.

Rencana kenaikan tarif menginap hotel berbintang disayangkan Ketua Asosiasi Biro Perjalanan (ASITA) DIY Edwin Ismedi Himna. Ia menilai kenaikan tarif sebesar itu bakal merugikan pariwisata DIY karena biaya wisata di tempat ini menjadi lebih mahal.

Advertisement

Padahal saat ini pesaing wisata dari daerah lain yang mempromosikan destinasi baru terus bermunculan. “Janganlah kalau sampai 10 persen, naik boleh saja kalau hanya lima persen masih wajar,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif