Jogja
Rabu, 19 Februari 2014 - 10:47 WIB

DAMPAK LETUSAN KELUD : Benih Ikan di Kulonprogo Mati

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (bisnis-jabar.com)

Harianjogja.com, KULONPROGO- Sebanyak 105.000 benih ikan gurameh dan lele di kelompok pembudidaya ikan Trunojoyo, Desa Triharjo, Kecamatan Wates, mati akibat abu vulkanik.

Akibatnya, persediaan konsumsi ikan dalam kurun waktu dua bulan mendatang terancam.

Advertisement

Ketua Forum Silaturahmi Pokdakan, Wagiran, mengaku belum memiliki data resmi terkait kerugian dari musibah ini. “Kemungkinan, jumlah kerugiannya besar karena di kulonprogo terdapat ribuan kolam ikan,” jelasnya, Rabu (18/2/2014).

Disebutkannya, benih ikan yang mati ini berukuran empat hingga tujuh sentimeter. Tebalnya abu vulkanik membuat ikan tidak berdaya, karena mengandung belerang. Mengingat prosesnya cepat, petani tidak bisa melakukan penanganan dini dan akhirnya benih ikan pun mati.

Ia menambahkan, selain benih, hujan abu juga berpengaruh terhadap stok cacing sutra untuk pakan ikan. “Panen cacing juga akan mengalami kemunduran dan para petani harus membuat pakan alternatif,” katanya.

Advertisement

Kondisi serupa juga dialami para peternak yang kesulitan mencari pakan ternak karena semua bahan tercampur pasir dan kemungkinan dapat menyebabkan penyakit pada ternak.

Jamal, 45, peternak kambing di Dusun Sentolo Lor, Desa Sentolo, Kecamatan Sentolo, mengaku, sulit mendapatkan pakan ternak sejak tiga hari lalu karena banyak rumput yang terkena abu vulkanik. “Sehingga harus dicuci terlebih dahulu supaya ternak tidak sakit saat memakan,” ungkapnya.

Sutarno, 47, anggota kelompok ternak sapi Sumber Rejeki di Dusun Kriyanan, Desa Wates, Kecamatan Wates, juga mengeluhkan hal senada. Ia khawatir pakan yang tercampur abu vulkanik jika termakan ternak akan menyebabkan ternak lumpuh.

Advertisement

Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kulonprogo, Endang Purwaningrum, mengaku, sudah melakukan pemantau di lapangan melalui petugas kesehatan hewan di 12 kecamatan.

“Hingga saat ini belum ada laporan ternak yang sakit akibat pakan yang terkontaminasi debu vulkanik, hanya beberapa ternak mengalami sakit mata,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif