SOLOPOS.COM - Ilustrasi ikan mati (Dok)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dampak hujan abu vulkanik letusan Gunung Kelud Jawa Timur yang menyelimuti DIY menyebabkan ratusan ribu ikan di sejumlah peternak ikan air tawar di Gunungkidul mati.

Kondisi tersebut juga berdampak tersendatnya pasokan benih ikan maupun pasokan ikan konsumsi di pasaran.

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunungkidul Agus Priyanto mengatakan, dari hasil pantauan DKP selama tiga hari terakhir ratusan ribu ikan mati baik di Ponjong, Ngawen, Playen, Patuk, dan Panggang. Baik ikan lele atau ikan yang bersisik mati, tidak bertahan hidup karena debu vulkanis.

“Kalau benih lele hampir di semua peternak mati. Kalau ikan yang bersisik seperti gurameh, nila hanya yang kecil saja yang mati,” kata Agus saat dihubungi Senin (17/2/2014).

Hingga Senin, siang, DKP masih terus memantau para peternak ikan melalui Petugas Penyuluh Lapangan (PPL). “Datanya laporannya belum masuk semua, sementara yang terdata lebih dari 200.000 yang mati,” kata Agus.

Kematian ikan dan benih ikan juga berdampak pada pasokan benih ikan maupun pasokan ikan konsumsi. Agus memperkirakan untuk beberapa hari ke depan pasokan ikan di Gunungkidul tersendat.

Namun seberapa besar dampaknya, DKP masih memantaunya.

Agar kematian ikan tidak terus bertambah, Agus menyarankan agar semua kolam ikan dipasok air bersih sebanyak-banyaknya, lalu menutupnya dengan terpal. Meski hujan abu tidak turun namun abu vulkanik yang menumpuk di jalan dan pepohonan berpotensi mengotori kolam ikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya