Jogja
Senin, 17 Februari 2014 - 14:41 WIB

DAMPAK LETUSAN KELUD : Upacara 17-an Diganti Kerja Bakti

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Harianjogja.com, KULONPROGO – Agenda rutin bulanan upacara bendera bagi perangkat desa di Kulonprogo setiap tanggal 17 akhirnya ditiadakan lantaran masih pekatnya abu vulkanik akibat erupsi Gunung Kelud, Kamis (13/2/2014) lalu.

Sebagai gantinya para perangkat desa dilibatkan langsung dalam kegiatan kerja bakti membersihkan balai desa masing-masing.

Advertisement

Seperti yang terjadi di Desa Cerme, Kecamatan Panjatan, Senin (17/2/2014) kemarin. Seluruh perangkat desa langsung diwajibkan menyingkirkan abu yang menyelimuti lingkungan kantor.

Kepala Desa Cerme, Suroto mengatakan, pihaknya justru mendahului kegiatan kerja bakti sejak Sabtu (15/2/2014) lalu. Saat itu pelayanan publik di Cerme diliburkan sehingga upaya pembersihan abu sangat maksimal.

“Beruntung lagi Senin ini enggak ada upacara, jadi waktu langsung terfokus untuk membersihkan kantor,” ujarnya.

Advertisement

Dia melanjutkan, bersamaan dengan itu, pihaknya sudah kembali membuka pelayanan kepada masyarakat. Kendati diselingi dengan acara kerja bakti, pelayanan masyarakat tetap berjalan lancar.

Kerja bakti pun akhirnya tuntas, sehingga Selasa (18/2) ini Pemdes memutuskan tidak ada kegiatan kerja bakti lagi.

“Semuanya sudah bersih karena kami sudah memulai sejak Sabtu. Tadi setelah kerja bakti juga saya lanjutkan dengan rapat koordinasi Pemdes. Jadi mulai Selasa ini pelayanan masyarakat benar-benar bisa maksimal,” tandasnya.

Advertisement

Kondisi serupa juga terjadi di Kecamatan Kalibawang. Kegiatan upacara 17-an ditiadakan dan diganti dengan pengajian singkat untuk berdoa bersama mengawali kerja bakti serentak masing-masing Pemdes.
Pantauan koran ini di Balaidesa Banjaroya mendapati kerja bakti langsung melibatkan perangkat desa sejak pukul 07.00 WIB.

Semua perangkat, baik tua dan muda terlibat langsung dalam kegiatan bersih kantor.

Kepala Desa Banjaroya, Anton Supriyono mengungkapkan, pelayanan publik juga tetap berjalan kendati ada kerja bakti. Agar sama-sama berjalan efektif, Pemdes membagi jadwal tugas.

“Jadi separuh pegawai melakukan kerja bakti dari jam 07.00 sampai 10.00 WIB, sementara separuh pegawai melayani masyarakat. Nanti dari jam 10.00 sampai jam 12.00 WIB, mereka gantian,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif