SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Dampak pelemahan rupiah terhadap harga barang elektronik di Jogja dianggap belum signifikan

Harianjogja.com, JOGJA- Pelemahan rupiah sepanjang tahun ini tidak berdampak pada kenaikan harga komputer dan gadget di DIY. Pasalnya, transaksi yang dilakukan untuk proses jual beli peralatan ini sejak lama menggunakan rupiah.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) DIY Dicky Purnawibawa mengatakan, menguatnya harga jual mata uang dolar tidak memengaruhi harga komputer dan gadget. Sebab, selama ini transaksi yang dilakukan untuk peralatan tersebut tidak menggunakan dolar.

“Kami menggunakan rupiah. Memang, harga sedikit naik tetapi tidak signifikan. Kenaikannya masih di bawah 10 persen,” ujar Dicky di sela-sela jumpa pers di Dixie Resto, Senin (31/8/2015).

Teknologi komputer, lanjut Dicky, dari tahun ke tahun tidak pernah surut dan selalu berganti produk sehingga memberi motivasi pembelian berulang oleh para konsumen. Selama 2015, katanya, kebutuhan multi fungsi perangkat digital menunjukkan bahwa teknologi informasi merubah seluruh kebiasaan dalam bebelanja, dan berniaga berbagai sektor usaha.

“Intel saat ini sudah bisa memproduksi komputer sebesar jari tangan yang bisa digunakan untuk semua monitor. Tinggal ditancapkan,” katanya.

Mahasiswa Baru

Diakuinya, secara umum para pengusaha yang tergabung dengan Apkomindo mengalami efek pelemahan kurs rupiah dan pembatasan transaksi dalam mata uang asing. Namun, katanya, rata-rata pengusaha optimistis dengan penjualan pada triwulan ketiga ini.

“Ini karena mahasiswa baru mulai masuk dan berbagai kebijakan belanja pemerintah selama September mulai dijalankan,” kata Dicky.

Dia menyontohkan, pada pameran Yogyakomtek 2015, Apkomindo DIY optimistis mampu mendulang nilai transaksi yang cukup besar. Dia memperkirakan, nilai transaksi selama pameran berlangsung bisa mencapai Rp10 miliar. Jumlah tersebut dihitung jika rata-rata pengunjung yang ditargetkan sebanyak 150.000 orang, membeli minimal satu flashdisk seharga Rp50.000.

Sementara, Direktur Toko Asesories Komputer dan Kamera, Wisno Grahakom A. Willy Sudjono mengatakan, sentuhan yang berbeda pada perlehatan komputer dan gadget pada pameran kali ini mampu menepis anggapan semua lini usaha mengalami kelesuan ekonomi.

“Tidak semua lini usaha mengalami kelesuan ekonomi. Yang dibutuhkan saat ini adalah bagaimana inovasi dan teknologi informasi benar-benar diaplikasikan untuk meningkatkan penjualan suatu produk,” ujarnya.

Saat ini bahkan mucul istilah SOHO atau small office, home office yang menunjukkan ruang usaha tidak membutuhkan ruang yang besar. Selain itu, berbagai kemajuan e-Business seperti, Amazon, Alibaba hingga aplikasi Uber Taxi dan Ojek Motor Gojek menunjukkan mereka bisa berkembang di saat lini usaha lainnya tengah lesu.

“Kekuatan Gojek adalah teknologi informasi melalui aplikasi Gadget. Sayangnya, kekuatan otak sampai saat ini masih kalah dengan otot. Mereka yang menolak Gojek, karena kalah menggunakan teknologi Informasi,” ujar mantan Ketua Apkomindo DIY itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya