SOLOPOS.COM - (JIBI/Harian Jogja/Hengky Irawan)

Dana keistimewaan DIY tahun ini mengalami peningkatan ratusan miliar.

Harianjogja.com, JOGJA — Pemerintah Daerah (Pemda) DIY terus menggenjot berbagai program untuk meningkatkan penyerapan dana otonomi khusus atau dana keistimewaan (danais). Salahsatunya beberapa sekolah jenjang SMA/SMK diberi Rp1 miliar untuk pengembangan laboratorium seni budaya. Anggaran itu diambilkan melalui pos danais urusan kebudayaan dengan dijatah total Rp470 miliar yang harus dihabiskan pada 2017.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Baca Juga : DANA KEISTIMEWAAN DIY : 2017, Anggaran Naik Rp306 Miliar

Dari banyaknya program untuk kebudayaan yang dikelola melalui kuasa pengguna anggaran (KPA) di Pemda DIY, selain event budaya di masyarakat juga laboratorium seni budaya di sekolah. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan DIY Umar Priyonot, program laboratorium seni budaya tergolong baru, yang berjalan pada 2016 dan mendapat respon positif dari sekolah. Sasaran program ini adalah SMA/SMK di DIY terutama yang sudah memiliki bekal pengembangan seni budaya. Laboratorium ini diharapkan meningkatkan kreativitas seni budaya bagi pelajar.

“Kenapa harus dikembangkan seni budaya, karena separuh dari otak kita itu art. Biasanya kan laboratorium itu komputer, biologi, nah ini seni budaya,” kata dia  di DPRD DIY, Selasa (10/1/2017).

Pihaknya mendukung anggaran secara penuh terhadap sekolah yang sudah mampu mengembangkan laboratorium seni budaya. Anggaran yang disiapkan mencapai Rp1 miliar untuk satu sekolah dan dimulai dari Rp700 juta. Besaran anggaran itu digunakan untuk pengadaan perelengkapan laboratorium seni, salahsatunya membeli seperangkat karawitan berbahan perunggu senilai Rp400 juta. Anggaran itu juga dipakai untuk pelaksanaan program laboratorium tersebut. Program ini sudah terlaksana di dua sekolah di DIY pada 2016, antara lain SMA N 2 Bantul dan SMK N 1 Wates Kulonprogo. Menurut Umar, pada 2017 ditarget ada tiga sekolah yang akan diberi danais melalui program tersebut.

“Kami tidak ada target harus banyak karena ini tidak mudah. Saya harapkan ada tiga sampai lima sekolah pertahun itu, tetapi ini jadi embrio. 2017 ada tiga sekolah,” ucapnya.

Umar mengatakan, dengan telah dibentuknya Dinas Kebudayaan di kabupaten/kota di DIY, ke depan pelaksanaan keistimewaan DIY terutama untuk urusan kebudayaan diharapkan lebih luas tersampaikan ke masyarakat. Dengan terbentuknya lembaga itu pula, perlahan kekhasan DIY akan mulai tampak.

Ia menegaskan, meski danais dianggarkan ratusan miliar, namun diakui memang belum ada secara khusus untuk desa atau kelurahan. Karena jika harus diberikan ke masing-masing desa maka bentuknya akan berupa bantuan keuangan yang tidak sesuai dengan program danais mengedepankan program kegiatan.

“Kalau kegiatan tetapi itu pun lewat kabupaten/kota sebagai kuasa pengguna anggaran. Kalau provinsi sampai biasanya banyak biasanya,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya