SOLOPOS.COM - Warga menerima dana kompensasi kenaikan harga BBM di Kantor Pos Bantul, Jumat (21/11/2014). (Bhekti Suryani/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, BANTUL – Bantuan Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) diduga salah sasaran. Pasalnya, banyak penerima memiliki kendaraan bermotor bahkan ada yang punya mobil.

Selain itu, dana Rp400.000 yang diterima banyak yang digunakan untuk konsumtif bukan modal usaha sebagaimana yang diinginkan pemerintah. Tinah (nama samaran), salah satu penerima PSKS di Bantul mengaku langsung menghabiskan uang yang diterima untuk membayar angsuran perabotan rumah.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Lha gimana lagi juga punya utangan meja kursi tamu belum lunas,” ujarnya saat ditemui di Kantor Pos Cabang Pandak.

Ibu rumah tangga ini mengaku tidak mengetahui pasti peruntukan bantuan PSKS. “Kan juga tidak diatur harus digunakan untuk apa saja,” tambahnya.

Penerima PSKS yang juga penerima program raskin ini juga sempat membela diri soal dana yang digunakan.

Menurutnya, jika BBM tidak naik tanggungan utang tidak akan tersendat akibat harga kebutuhan pokok lainnya ikut naik. “Kan sembako naik juga juga karena harga BBM dinaikkan,” tambahnya dibenarkan penerima PSKS lain.

Senada, juga diungkapkan seorang yang bapak mengaku setiap hari hanya hanya tergantung dari menjual bensin eceran. Pencairan bantuan senilai Rp400.000 dia rencanakan untuk membeli ponsel yang lebih canggih dari yang dipegang saat ini.

“Tapi handphone ini juga tidak hanya untuk gagah-gagahan karena saya juga nyambi jualan pulsa. Ponsel sekarang agar rusak,” dalih bapak berkumis yang minta namanya dirahasiakan.

Ia melanjutkan rencana beli ponsel yang agak bagus dari ponsel yang dipegang sekarang dinilai akan lebih meningkatkan produktivitas pendapatnya. Terlebih harganya yang diincar juga tidak Rp400.000 tapi hanya kisaran harga Rp300.000. “Jadi yang Rp100.000 bisa untuk deposit pulsa lagi untuk dijual lagi,” imbuh salah seorang warga Gilangharjo yang datang naik sepeda onthel itu.

Tak hanya itu, banyak warga penerima mengaku bantuan tersebut sudah ludes untuk berbagai kebutuhan seperti membayar uang sekolah bagi anaknya yang bersekolah di swasta maupun kebutuhan lainnya membeli beras, atau membayar tunggakan listrik.

“Lumayan walaupun antre lima jam bisa memberi gizi anak. Kami sekeluarga langsung nyate karena jarang mengkonsumsi daging,” tandas penerima mengaku kesehariannya buruh tani itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya