Jogja
Selasa, 30 November 2021 - 17:02 WIB

Dasyat, Program BKKBN DIY Untuk Turunkan Angka Stunting

Sirojul Khafid  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wakil Wali Kota Jogja, Heroe Poerwadi (kedua dari kiri baris depan) dan Shodiqin (ketiga dari kanan baris depan) setelah acara Launching Program Dasyat di Kompleks Balai Kota Jogja, Selasa (30/11). (Harian Jogja/Sirojul Khafid)

Solopos.com, JOGJA — Untuk menurunkan angka stunting Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DIY melaunching program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dasyat). Dasyat  yang tersebar sampai tingkat kampung atau desa ini menjadi upaya menjaga gizi dan nutrisi bagi balita, ibu hamil, ibu menyusui, sampai perempuan yang hendak menikah.

Dalam hal logistik, ada tiga model penyediaan makanan. Pertama menyediakan makanan lokal secara gratis. Pemberian makanan langsung pada sasaran. Model kedua kombinasi antara penyediaan makanan lokal secara gratis serta penjualan. Sementara model ketiga secara komersial atau penjualan secara total.

Advertisement

Menurut Kepala BKKBN DIY, Shodiqin, program ini sesuai amanah Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. “BKKBN merupakan salah satu Lembaga yang langsung di bawah presiden. Sehingga ini menjadi tanggung jawab yang tidak mungkin bisa dikerjakan sendiri. Perlu dukungan semua pihak untuk bersama-sama bisa menurunkan stunting,” kata Shodiqin dalam acara Launching Program Dasyat di Kompleks Balai Kota Jogja, Selasa (30/11/2021).

Baca juga: 3 Pemuda Boyolali Hendak Basmi Klitih Bak Hero, Malah Begini Nasibnya

Advertisement

Baca juga: 3 Pemuda Boyolali Hendak Basmi Klitih Bak Hero, Malah Begini Nasibnya

Pada 2019, angka stunting di Indonesia 27,67 persen. Sementara target 2024, angka stunting turun menjadi 14 persen. Beberapa program yang sebelumnya sudah terlaksana dengan pembentukan tim pendamping keluarga. Tim ini terdiri dari tiga orang berisi bidan, anggota PKK dan kader daerah. Di DIY sudah ada 1.852 tim.

“Harapan kami, seluruh desa di DIY memiliki tim pendamping ini. Adapula aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil). Ini untuk memantau calon pengantin terkait kesehatannya, sebelum pernikahan. Apabila calon pengantin kurang sehat seperti kurang darah dan lainnya, maka direkomendasikan menunda kehamilan, bukan menunda pernikahannya,” kata Shodiqin.

Advertisement

Angka Stunting

Dalam masa-masa itu, perlu asupan yang mengandung gizi dan nutrisi seimbang. Program Dasyat ini merupakan program yang meniru dari Pemerintah Kota Jogja berupa Dapur Balita. “Ini mencontoh Kota Jogja, yang sudah membuat Dapur Balita. Kami dipusat mencontoh dan akan di-share ke seluruh Indonesia,” kata Hasto.

Menurut Wakil Wali Kota Jogja, Heroe Poerwadi, Dapur Balita berawal sejak pandemi Covid-19 masuk di Jogja. Kala itu, ada kerawanan gizi pada balita, lansia, dan lainnya seiring dengan menurunnya pendapatan masyarakat.

“Harus menjaga gizi balita dan lansia. Sehingga saat itu masyarakat dan PKK mencoba untuk merespons dan mengajak iuran. Bagi warga setempat menyiapkan makanan yang diperlukan untuk anak balita, ibu hamil, dan lansia,” kata Heroe.

Advertisement

Baca juga: Sempat Longsor, Perbaikan Talud Juminahan Jogja Selesai

Saat ini, angka stunting di Jogja sekitar 12 persen. Untuk memastikan anak-anak di Kota Jogja mendapat asupan gizi yang baik, Pemkot Jogja menerapkan pantauan 8.000 hari pada anak. Sehingga sejak kehamilan sampai sekitar umur 21 tahun, ada pemantauan terkait gizi.

“Stunting tidak hanya berpengaruh pada perkembangan fisik, tapi juga kecerdasan,” kata Heroe. “Pandemi tidak hanya masalah kekurangan gizi, tapi juga mencakup persoalan sosial dan ekonomi di masyarakat. Harapan kami, Dasyat bisa menjadi bagian menggerakkan masyarakat agar respon yang sudah ada semakin dikuatkan.”

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif