Jogja
Senin, 20 Desember 2021 - 18:31 WIB

Delapan Gereja di Bantul Jadi Fokus Pengamanan Saat Perayaan Natal

Catur Dwi Janati  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Emanuel di Dusun Gesikan IV, Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak. Kerukunan dan toleransi antar warga di sekitar gereja ini berjalan cukup baik. Hal itu dibuktikan dengan antusiasnya masyarakat mendukung keberlangsungan aktivitas ibadah umat kristen. Foto Diambil Senin (26/1)/2015 lalu. (JIBI/Harian Jogja/Endro Guntoro)

Solopos.com, BANTUL — Pengamanan perayaan Natal akan dilakukan Satpol PP Bantul di sejumlah gereja di Bantul. Delapan geraja dengan jemaah ribuan menjadi salah satu fokus pengamanan Satpol PP Bantul.

Kepala Satpol PP Bantul, Yulius Suharta menyampaikan bila dalam rangka pengamanan perayaan Natal Satpol PP telah memetakan beberapa titik gereja yang jemaahnya lebih dari 1000 umat.

Advertisement

“Karena untuk beberapa gereja yang ada itu kan di Bantul lebih dari 50-an gereja. Namun kita fokus di delapan gereja yang memang jemaahnya boleh di bilang lebih dari 1000 umat,” terangnya pada Senin (20/12/2021).

Baca juga: Pengin Malam Tahun Baru di Pantai Parangtritis, Ini Syaratnya

Advertisement

Baca juga: Pengin Malam Tahun Baru di Pantai Parangtritis, Ini Syaratnya

Satpol PP Bantul akan membentuk pos pengamanan bersama dengan Polres Bantul dan Kodim 0729/Bantul untuk pengamanan delapan gereja. Kedepalan gereja di Bantul itu Gereja Ganjuran, Gereja Klodran, Gereja Gunung Sempu, Gereja Gubug. Lalu Gereja Pringgolayan, Gereja Kristen Bopkri Bantul, Gereja Katolik Padokan dan Gereja St. Martinus Bangunharjo.

Secara teknis Yulius menambahkan bila pelaksanaan ibadah Hari Raya Natal akan menerapkan protokol kesehatan. Misalnya dalam pembatasan kapasitas jmaah, pembagian jemaah dan batasan umur.

Advertisement

Baca juga: Kejati DIY Tangkap Terpidana Korupsi Pengadaan Tanah PLN Sidoarjo

Pengelompokan jemaah yang berasal dari luar daerah kemungkinan juga bakal diterapkan. Satpol PP sudah pernah mengonfirmasi untuk beberapa umat yang datang dari luar daerah nanti di tempatkan tersendiri. “Ya kaya diblokan gitu. Tahun lalu sampai seperti itu,” ungkapnya.

“Sekiranya ada saudara yang pulang dari luar daerah, itu tiga hari sebelum pelaksanaan ibadah supaya melaporkan. Juga keterkaitan mengikuti ibadah di tempat kedatangan. Sehingga mereka juga terpantau yang datang dari luar daerah,” ujarnya.

Advertisement

Lebih lanjut Yulius menerangkan bila dalam pelaksanaannya, ibadah mengacu pada ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah. “Kita tetap mengacu pada ketentuan PPKM Level 2,” tandasnya.

Baca juga: Relokasi PKL Malioboro Direncanakan Januari Tapi Lokasi Baru Belum Siap

Di sisi lain, Yulius menerangkan bila kemungkinan nanti jemaah akan diminta membawa kartu yang disiapkan pihak gereja. Sehingga yang sudah mendaftar bisa menjadi pantauan dari segi jumlah jemaah yang mau hadir agar disesuaikan dengan kapasitas.

Advertisement

Tidak hanya berfokus pengamanan delapan gereja, Yulius juga telah berkomunikasi dengan Satgas tingkat Kapanewon (kecamatan) untuk pengamanan gereja lainnya..

“Untuk wilayah-wilayah yang mungkin ada gereja yang dipakai untuk ibadah bisa dikonfirmasi atas kesiapannya dalam pelaksanaan ibadah. Kita minta untuk bisa melibatkan unsur Satlinmas di wilayah setempat dalam mendukung pelaksanaan prokes,” tukasnya.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif