SOLOPOS.COM - Pengasapan untuk memberantas chikungunya.(JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Demam berdarah Bantul di awal tahun ini menewaskan dua warga.

Harianjogja.com, BANTUL- Dua warga Bantul diduga tewas akibat demam berdarah dengue (DBD). Kejadian DBD awal tahun ini meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Kepala Seksi Surveilance Dinas Kesehatan Bantul Widayati menyatakan, dua orang yang diduga meninggal akibat DBD itu merupakan warga Jetis dan Pandak. Dua pasien itu mulanya menderita demam tinggi dan gejala-gejala mirip DBD.

“Namun untuk menegakkan diagnosa apakah pasien benar meninggal karena DBD masih diselidiki. Karena banyak penyakit mirip DBD,” jelas Widayati Selasa (10/2/2015).

Kasus DBD sepanjang Januari hingga Februari tercatat sekitar180 pasien. Jumlah tersebut menurut Wida meningkat pesat dibanding periode yang sama tahun lalu. Kendati ia mengaku lupa berapa persisnya jumlah kasus DBD periode sebelumnya.

Faktor musim hujan ditengarai ikut memicu meningkatnya DBD karena memudahkan nyamuk aedes aegypti berkembang biak di genangan air. “Kenyataannya memang naik tajam sekarang ini,” jelasnya lagi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Maya Sintowati mengatakan DBD menyebar di seluruh wilayah di Bantul namun paling banyak berada di wilayah perbatasan dengan kota seperti Kecamatan Banguntapan, Sewon dan Kasihan.

Lembaganya kini menggencarkan sosialisasi penanganan DBD ke berbagai puskesmas dan rumah sakit melalui surat edaran. Kendati meningkat tajam, Maya mengklaim hingga saat ini, belum ada laporan dari puskesmas maupun RS yang kehabisan tempat rawat inap.

“Sementara masih bisa ditampung di RS dan puskesmas,” klaim Maya.

Demikian pula dengan ketersediaan obat-obatan bagi pasien DBD ia menjamin masih tersedia. Ihwal dua pasien yang diduga tewas karena DBD saat ini masih diselidiki oleh tim dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito.

Cuek
Sementara itu, Asisten Sekda Bantul Bidang Ekonomi dan Pembangunan Suyoto terlihat cuek saat mendapat laporan peningkatan kasus demam berdarah yang terjadi di wilayah tempatnya bertugas.

Pantauan media ini pada Selasa (10/2/2015) siang di pintu keluar bagian belakang DPRD Bantul, Kasi Surveilance Dinas Kesehatan Bantul Widayati sempat melaporkan secara lisan ke Suyoto ihwal peningkatan demam berdarah.

“Demam berdarah banyak sekali lo pak,” kata Widayati.

Namun Suyoto tidak banyak merespon informasi tak mengenakan itu.

“Iya to,” tutur Suyoto saat mendengar laporan kasus DBD sambil tersenyum dan berlalu pergi. Ia terlihat sibuk menggunakan gadget yang ia bawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya