SOLOPOS.COM - Ilustrasi fogging atau pengasapan untuk memutus daur hidup nyamuk (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Demam berdarah Gunuhkidul memakan korban, David Ridwan Saputra,9, siswa SD di Desa Katongan, Nglipar meninggal pada Selasa (13/1/2015). Rencana, Jumat (16/1/2015) akan dilakukan fogging.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Ketua RT 1 Dusun Lebak Sudarsih menyatakan jatuhnya korban karena demam berdarah merupakan yang pertama kali. Sebelumnya, memang sempat ada warga yang dirawat, namun tidak sampai meninggal dunia.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

“Warga yang meninggal baru satu,” katanya, Rabu (14/1/2015).

Selain berharap bantuan dari pemerintah, Sudarsih meminta masyarakat untuk waspada. Terutama dalam menjaga pola hidup bersih dan sehat. Salah satunya, dengan menjaga kebersihan lingkungan, sehingga perkembangan nyamuk bisa dikurangi.

“Jumlah warga yang terkena saya belum tahu pasti. Namun, saya mendengar ada salah seorang warga yang mengalami sakit yang dengan tanda-tanda demam sangat tinggi,” ungkap dia.

Terpisah, Koordinator Penanggulangan DBD Dinas Kesehatan Gunungkidul Musyanto membenarkan adanya satu korban meninggal akibat DBD di Kecamatan Nglipar. Petugas dinkes juga telah melakukan penelitian epidemologis di puskesmas atau di sekitar lokasi tempat tinggal korban.

“Rencananya Jumat kami akan melakukan fogging,” kata Musyanto.

Dia menjelaskan, tahun lalu ada 350 pasien demam berdarah di Gunungkidul. Dari jumlah tersebut, dua orang meninggal dunia akibat penyakit itu.

“Kami meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit ini saat musim hujan. Penyakit ini bisa dicegah, salah satunya dengan menjaga kebersihan lingkungan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya