SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti penyebar demam berdarah dengue. (JIBI/Solopos/Dok.)

Demam berdarah Jogja terjadi peningkatan kasus.

Harianjogja.com, JOGJA — Kasus demam berdarah (DB) pada 2016 di DIY meningkat tajam dibandingkan dengan 2015 silam. Tetapi, jumlah kematian terjadi penurunan. Banyaknya kasus DB butuh komitmen berbagai pihak terutama masyarakat untuk secara bersama-sama menangani DB.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinkes DIY Elvy Effendi mengakui adanya peningkatan kasus DB pada 2016 dibanding 2015 silam. Berdasarkan data rekap seluruh kabupaten hingga Oktober 2016, jumlahnya mencapai 4.948 kasus DB. Dari angka tersebut sebanyak 26 pasien DB diantaranya meninggal dunia. Kasus itu lebih tinggi dibandingkan 2015 yang hanya 3.800 kasus DB. Tetapi kasus kematian mengalami penurunan, jika pada 2015 sebanyak 33 pasien DB meninggal, sedangkan 2016 turun sebanyak 26 meninggal dunia.

“Tahun lalu 3.800 artinya ini sampai Oktober saja sudah 4.000-an, jelas meningkat. Kematiannya menurun tahun lalu [2015] 33, [2016 ada 26 meninggal],” terangnya kemarin.

Secara rinci ia mengatakan, jumlah kasus pada 2016 hingga Oktober, di Kota Jogja terdata 1.333 kasus dengan 11 meninggal dunia. Kemudian Sleman tercatat 712 kasus dengan tujuh orang meninggal, Bantul sebanyak 1.739 kasus, empat pasien diantaranya meninggal. Serta Kulonprogo ada 246 kasus dan dua orang meninggal disusul Gunungkidul sebanyak 913 kasus diserta dua orang meninggal dunia.

“Paling banyak di Bantul kasusnya tetapi meninggal sedikit, kota nomor kedua [kasusnya] tetapi angka meninggalnya paling banyak,” tegas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya