SOLOPOS.COM - Nyamuk demam berdarah (Dok. JIBI/Harian Jogja)

Demam berdarah Jogja coba ditekan.

Harianjogja.com, SLEMAN-Mengurangi ancaman demam berdarah dengue (DBD) di Kota Jogja, Tim Peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Elimante Dengue Project (EDP) akan memperluas cakupan penelitian dengan menyebarkan nyamuk ber-wolbachia di wilayah Kota Jogja pada pertengahan 2016

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Pada tahun 2015, jumlah pasien DBD di DIY terdapat 2.146 kasus, 17 di antaranya meninggal dunia. Khusus di Kota Jogja, terdapat  890 kasus dengan 10 diantaranya meninggal dunia.

Ketua Tim EDP, Dr. Adi Utarini, mengatakan EDP pelepasan nyamuk mengandung bakteri alami Wolbachia untuk menurunkan angka kasus DBD di kota Jogja sekaligus membuktikan metode ini efektif menekan penularan DBD.

“Saat ini tengah dilakukan sosialisasi intensif ke masyarakat dan pemerintah untuk persiapan pelepasan nyamuk ber-wolbachia,” katanya seperti dikutip rilis yang Harianjogja.com, terima pada Jumat (29/2/2016)

Seperti diketahui, metode yang digunakan dapat dilakukan dengan pelepasan langsung nyamuk dewasa mengadung bakteri alami Wolbachia ini atau meletakkan telur nyamuk dalam ember kecil yang dititipkan ke rumah-rumah warga.

“Pengalaman di Bantul dan Sleman menunjukkan 80 persen nyamuk di wilayah tersebut mengandung wolbachia,” ujar Adi utarini.

Entomolog Warsito Tantowijoyo menuturkan bakteri Wolbachia dalam tubuh nyamuk Ae. Aegypti mengakibatkan virus Dengue tidak dapat berkembang dalam tubuh nyamuk. Akibantanya nyamuk tidak dapat menularkan penyakit demam berdarah dengue.

Warsito menerangkan, apabila nyamuk betina ber-wolbachia kawin dengan nyamuk jantan lain non-wolbachia akan menghasilkan keturunan nyamuk ber-wolbachia.

“Tapi kalau Nyamuk jantan ber-wolbachia kawin dengan nyamuk non-wolbachia maka telurnya tidak akan bisa menetas,” ujarnya.

Perwakilan Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Arida Utami, mengatakan pelepasan nyamuk wolbachia  tidak menggantikan program fogging yang sudah ada di tengah masyarakat.

“Fogging tidak direkomendasikan oleh WHO karena mencemari lingkungan, meski masih banyak yang menggunakan,” terangnya.

Kepada wartawan, Adi Utarini mengatakan program penelitian pelepasan nyamuk wolbachia ini dilakukan di lima negara, yakni Ausralia, Vietnam, Brasil Kolombia dan Indonesia. Namun sejauh ini, kata Adi, sejauh ini penelitian yang paling terdepan proses penelitian justru di Jogja.

“Di vietnam masih dalam proses, di Yogyakarta nyamuknya bertahan di masyarakat dan terbukti mampu menekan virus Dengue,” tutup dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya