SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengolahan darah yang ditransfusi dari para donor. (JIBI/Solopos/Antara/Syaiful Arif)

Demam berdarah Jogja menjangkit masyarakat perkotaan.

Harianjogja.com, JOGJA-Selama tahun ini hingga awal Februari, kasus demam berdarah di Jogja mencapai 68, satu orang di antaranya meninggal dunia. Dinas Kesehatan Kota Jogja mengeluarkan surat edaran ke semua puskesmes dan camat se-Kota Jogja meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

Kepala Dinas Kesehatan Kota Jogja, Fita Yulia Kisworini, saat ditemui di Balai Kota Jogja, Kamis (4/2/2016) mengatakan jumlah warga yang terdiagnosa demam berdarah tersebar merata hampir di semua kecamatan, sehingga semua warga diminta untuk mewaspadainya.

Menurut dia, intensitas hujan di Kota Jogja memang tidak tiap hari, terkadang hujan terkadang panas. Namun yang menjadi patokan adalah genangan air. Penampungan air yang terkena panas justeru mempercepat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti yang mengandung virus dengue.

Dia meminta kepada semua petugas kesehatan di semua puskesmas untuk membangun komunikasi dengan warga agar warga tidak terlambat untuk mengidentifikasi demam berdarah.

“Jika ada yang mengalami gejala panas segera langsung diperiksakan ke rumah sakit. Semakin cepat tertangani semakin kecil resiko tidak tertangani,” ujar Fita.

Selain edaran waspada demam berdarah, Dinas Kesehatan juga sudah mengeluarkan edaran waspada virus ziza sejak tiga hari lalu. Meski belum ada temuan langsung penderita yang diakibatkan virus zira di DIY, namun Dinas Kesehatan mengingatkan karena sudah ada kasus serupa di luar negeri.

Fita mengingatkan akan bahaya virus zika dan virus dengue yang sama-sama disebarkan melalui nyamuk aedes aegypti. Upaya yang perlu dilakukan adalah dengan menjaga pola hidup bersih, rutin membersihkan tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas, dan tempat-tempat yang menjadi perkembangbiayakan nyamuk.

Dia menambahkan, meski angka kasus DBD di Kota Jogja saat ini cukup tinggi, namun jika dibandingkan Januari tahun lalu masih relatif sedikit, yakni 90 kasus. Sementara total kasus DBD pada 2015 mencapai 945 kasus, 11 orang penderita di antaranya meninggal dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya