Jogja
Senin, 15 April 2013 - 15:02 WIB

Demam Berdarah Menjangkit di Panjatan, Kulonprogo

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Fogging JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto

Foto Ilustrasi Fogging
JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto

KULONPROGO-Demam Berdara Dengue (DBD) menyerang Desa Garongan, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulonprogo. Pada Maret 2013 hingga pertengahan April 2013, 12 orang terserang DBD.

Advertisement

Sayangnya, kasus ini tak diketahui oleh Puskesmas setempat. Padahal beberapa warga yang terindikasi DBD itu sempat dirawat di Puskesmas dan RSUD Wates. Kini seluruh penderita sudah kembali ke rumah masing-masing dan sedang dalam proses pemulihan kesehatannya.

“Kejadiannya sebulan terakhir. Malah ada yang satu keluarga, semuanya terindikasi DBD. Gejalanya persis seperti DBD. Tapi sekarang semuanya sudah kembali ke rumah,” kata Widodo, salah satu warga setempat kepada Harian Jogja, Senin (15/4).

Menurut dia, akibat kejadian ini Dinas Kesehatan sempat melakukan pengasapan atau fogging daerah tersebut. Tapi menurutnya, fogging itu belum maksimal karena nyamuk masih banyak di wilayahnya.

Advertisement

Minimnya kesadaran warga setempat untuk turut memberantas sarang nyamuk turut menjadi kendala belum tuntasnya penanganan DBD di wilayah itu.

“Harapan kami ada fogging susulan yang lebih baik, agar nyamuk yang sekarang berkeliaran hilang. Kami juga berharap ada sosialisasi menyeluruh terkait pemberantasan sarang nyamuk karena kesadaran warga masih sangat minim,” harapnya.

Kepala Puskesmas Panjatan, dr. Yuwono justru membantah adanya yang terindikasi DBD di wilayah tugasnya.
Menurut dia, hingga kini tidak ada kejadian yang menjurus DBD di wilayahnya.

Advertisement

“Kalau yang sakit memang ada tapi bukan DBD, hanya panas biasa saja. Tapi sejauh ini tidak ada laporan ke Puskesmas tentang adanya indikasi itu,” katanya membantah.

Sementara Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kulonprogo, Slamet Riyanto membenarkan kasus yang terjadi di wilayah Garongan. Menurutnya Dinkes sudah menindaklanjuti kasus yang menimpa warga dengan fogging bulan lalu.

“Memang terjadi, tapi kami sudah berupaya melakukan fogging akhir Maret lalu. Kalau fogging kan memang tidak tuntas dalam sekali,” jelasnya.

Adapun beberapa waktu lalu, kasus DBD juga terjadi di Galur dan Wates. Januari lalu, tiga warga Tirto Rahayu, Galur dinyatakan positif DBD. Sementara di Wates, seorang balita akhirnya meninggal dunia akibat penyakit ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif