SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti penyebar demam berdarah dengue. (JIBI/Solopos/Dok.)

Demam berdarah Sleman, jumlah pasien mencapai ratusan.

Harianjogja.com, SLEMAN – Penyebaran demam berdarah dengue (DBD) di Sleman dari Januari hingga pertengahan Maret ini tercatat 126 kasus. Warga diminta untuk meningkatkan kegiatan bersih-bersih di lingkungannya.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Nurulhayah mengatakan, dalam kurun waktu lima belas hari terakhir kasus DBD meningkat tajam. Sampai saat ini, kasus DBD tercatat 126 kejadian. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dibandingkan pertengahan Februari lalu yang tercatat 60 kasus. “Sepanjang Januari-Maret 2017 total tercatat 126 kejadian. Kalau tahun lalu dalam kurun waktu yang sama kasus DBD tercatat 150 kejadian,” katanya disela-sela gerakan Jumat Bersih di Dusun Senuko, Sidoagung, Godean, Jumat (10/3/2017).

Meski kejadian DBD melonjak 40% dibandingkan tahun lalu, lanjutnya, sampai saat ini belum tercatat adanya korban yang meninggaldunia akibat penyakit tersebut. Berdasarakan catatan Dinkes Sleman, selama 2016 lalu angka DBD mencapai 880 kasus. Dengan jumlah korban  meninggal mencapai sembilan orang. Selama 2015 tercatat ada 520 kasus dengan jumlah korban meninggal juga sembilan orang. “Dari sisi usia korban, yang paling banyak terkena DBD berusia antara 15-44 tahun,” paparnya.

Selama 2016, Dinkes mencatatan 134 kasus DBD terjadi di Godean. Wilayah tersebut merupakan jumlah penderita terbanyak di Sleman. Pihaknya juga mencatat terjadi peningkatan jumlah kasus DBD antara 2015 dan 2016. Tingginya curah hujan yang menyebabkan lembabnya lingkungan menjadi faktor utama terjadinya peningkatan kasus DBD tersebut. “Banyaknya genangan air di sekitar rumah yang tidak mendapatkan perhatian. Kondisi tersebut menimbulkan banyaknya sarang nyamuk,” katanya.

Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun berharap, masyarakat meningkatkan Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pasalnya, curah hujan diprediksi terjadi hingga Mei mendatang. Kondisi tersebut diharapkan menjadi titik tolak warga untuk mengantisipasi penyebaran penyakit tersebut. “Pengendalian DBD menjadi perhatian kami. Sebab penyakit ini menyebar di seluruh kecamatan. PHBS dapat membantu pemberantasan sarang nyamuk,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya