SOLOPOS.COM - Salah seorang dalang menunjukan kemahiran dalam memainkan wayang dalam Festival Pedalangan Gunungkidul 2015 di Bangsal Sewokoprojo, Sabtu (14/11/2015). (Harian Jogja/David Kurniawan)

Desa budaya di Gunungkidul terus berupaya melakukan pengembangan

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemerintah Desa Putat, Patuk, Gunungkidul terus berupaya melakukan pengembangan desa budaya yang telah ditetapkan statusnya sejak 2006 lalu.  Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah desa yakni dengan mengajukan permohonan pembangunan balai budaya untuk melengkapi desa budaya.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Kepala Desa Putat, Sukardi mengatakan beberapa waktu yang lalu pihaknya  telah mengajukan permohonan kepada dinas pariwisata dan kebudayaan Provinsi DIY untuk pembangunan sebuah balai budaya. Menurutnya, balai budaya merupakan kebutuhan pokok bagi desa budaya yang menyimpan banyak kesenian daerah .

“Desa Putat masih memiliki banyak ragam kesenian seperti jathilan, tari reog, dan tari-tarian daerah. Dengan adanya balai budaya, nantinya kami harap kesenian itu punya ruang apresiasi dan akan terus dikembangkan serta lestari,” kata Sukardi, Senin (5/8/2016).

Sukardi melanjutkan, sejak ditetapkan sebagai desa budaya sepuluh tahun yang lalu oleh Pemerintah Provinsi DIY, kegiatan yang berhubungan dengan kesenian dan budaya terus dikembangkan. Terlebih seiring berjalannya waktu wisatawan terus bertambah mengunjungi Gunungkidul.

Selama ini, pertunjukan kesenian hanya diselenggarakan di Balai Desa Putat saja. Menurutnya, lokasi Balai Desa Putat masih kurang strategis dengan sejumlah kawasan wisata yang berada di Desa Putat. Untuk itu, pembangunan balai budaya yang diajukan dengan anggaran dana sekitar Rp400 juta tersebut akan dibangun di lokasi yang dekat dengan sejumlah objek wisata.

“Sekarang ini masih menunggu realisasinya, rencana akan di bangun di Dusun Batur yang dekat dengan objek air terjun Banyu Nibo, Kampung emas, dan kerajinan batik kayu Bobung,” kata Sukardi.

Menurutnya, dengan adanya balai budaya nantinya akan memaksimalkan potensi Desa Putat. Setiap wisatawan yang mengunjungi sejumlah objek wisata nantinya akan disambut dengan sejumlah tarian adat yang akan disuguhkan di balai budaya. Hal tersebut diyakininya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan sekaligus menambah nilai jual Desa Putat.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Gunungkidul, Saryanto mengatakan saat ini di Gunungkidul dari 15 desa budaya yang ada di Gunungkidul terdapat sembilan balai budaya yang sudah dibangun.

Dengan memanfatkan Dana Keistimewaan DIY, sejumlah balai budaya pun difasilitasi dengan kelengkapan alat kesenian. Diakui Saryanto, memang sejumlah balai budaya belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masing-masing desa.

“Waktu dibangun memang belum sempurna, diharapkan masing-masing desa bisa memenuhi kelengkapan sarana dan prasana seperti kebutuhan air dan listrik,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya