Jogja
Selasa, 10 November 2015 - 20:20 WIB

DESA BUDAYA : Pameran Desa Budaya DIY di JEC, 43 Desa Unjuk Gigi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Desa budaya DIY akan unjuk gigi dalam pameran di JEC

Harianjogja.com, JOGJA- Optimalkan potensi budaya lokal, sebanyak 43 desa budaya dari seluruh kabupaten di DIY akan unjuk gigi dalam pameran di area parkir barat, Jogja Expo Center (JEC), Bantul, Jogja.

Advertisement

Acara bertajuk Gelar Potensi Desa Budaya Yogyakarta 2015 ini akan digelar pada 11-13 November 2015. Sejumlah produk kerajinan, kuliner, serta potensi budaya dari sejumlah desa wisata itu akan dipamerkan dalam acara itu.

Wardoyo, Kepala Seksi Adat dan Tradisi Disbud DIY menjelaskan bahwa desa-desa pengisi acara ini merupakan desa-desa program binaan dari Disbud DIY. “ Pameran ini akan jadi wujud nyata dari program desa binaan kami,” ujar Wardoyo dalam jumpa media di kantor Dinas Kebudayaan DIY, Jl. Cendana, Jogja, Senin, (8/11/2015).

Acara yang akan digelar tanggal 11-13 November 2015 ini juga akan menampilkan kesenian tradisional dari tiap-tiap desa. Diharapkan dengan kegiatan ini, seluruh desa mampu mengoptimalkan potensi budaya yang ada agar lebih dikenal oleh masyarakat luas.

Advertisement

Citra Rani Angga, selaku pihak penyelenggara dari pameran ini menyatakan bahwa JEC dipilih sebagai tempat berlangsungnya acara ini juga sebagai wujud untuk dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas.

“Kami menganggap JEC akan mampu menarik masyarakat yang lebih luas, aksesnya gampang ditambah dengan tempatnya yang mendukung konsep outdoor acara ini,” ujar Citra.

Selain masyarakat sekitar, acara ini juga menargetkan pengunjung dari wisatawan lokal dan mancanegara.

Advertisement

Meski menargetkan wisatawan sebagai target acara, Wardoyo menekankan bahwa desa budaya berbeda dengan desa wisata. Dia menambahkan desa wisata menekankan pada nilai jual, sedangkan desa budaya kami adalah bagaimana desa itu memiliki kekuatan budaya lokal dan melestarikannya.

Dalam penyelenggarannya, acara ini menghabiskan dana hingga Rp1 miliar yang bersumber dari Dana Keistimewaan. Dalam acara ini ditekankan bagaimana desa-desa tersebut mendesain potensi-potensi yang dimiliki, khususnya dalam unsur pembinaan dan kelestariaan. Mendatang, desa-desa ini juga akan dievaluasi mengenai hasil pembinaannya untuk kemudian diputuskan kelanjutaan program binaan ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif