Jogja
Rabu, 22 Maret 2017 - 09:55 WIB

DESA BUDAYA : Perlu Ada Revolusi Mental agar Pemuda Jadi Sadar Budaya

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang warga melintas di depan pembangunan gapura selamat datang di Desa Wedomartani yang terletak di jalan Raya Tajem berbatasan langsung dengan Desa Maguwoharjo. (Mayang Nova Lestari/JIBI/Harian Jogja)

Desa Budaya memerlukan dukungan termasuk dari generasi muda

Harianjogja.com, SLEMAN-– Ditetapkan sebagai desa budaya sejak 1995 lalu, Desa Wedomartani berusaha untuk terus memperkaya potensi lokal daerah yang erat kaitannya dengan budaya.

Advertisement

Kepala Desa Wedomartani, Teguh Budiyanto mengatakan selama ini banyak hal yang terus digali oleh pihak pemerintah desa maupun masyarakat setempat untuk mewujudkan pengembangan desa wisata lebih luas lagi. Selama ini, kata dia warga masyarakat berikut pemdes secara aktif ikut melestarikan seni budaya yang tersebar di 25 padukuhan di Wedomartani.

Dikatakannya perkembangan desa budaya Wedomartani sendiri kini semakin diterima oleh masyarakat. Diterima dalam artian tak hanya membiarkan status tersebut ada namun juga berupaya melestarikan dan mengembangkan keanekaragaman budaya yang meliputi tradisi, seni, serta kuliner agar tetap hidup.

“Tradisi bergotong-royong dengan masyarakat menjadi salah satu contoh kecil dari unsur kebudayaan yang bisa kami lestarikan selain mengembangkan seni,” ujar Teguh, Selasa (21/3/2017).

Advertisement

Teguh melanjutkan selain membangun dan mengembangkan potensi lokal, pihaknya juga mengedepankan program pengembangan sumber daya manusia agar dapat seimbang.

Masyarakat yang mengelola terutama para pemuda masih kurang paham dengan budaya. Perbedaan zaman diklaim Teguh sebagai salah satu hal yang membatasi sehingga membuat para pemuda terkesan enggan dan malas untuk peduli terkait penegmbangan budaya di Wedomartani.

Revolusi mental dikatakan Teguh memang masih dibutuhkan berkembang dalam masyarakat. Melalui tokoh masyarakat, dapat memberikan pembinaan kepada pemuda untuk menyadari pentingnya kepedulian terhadap kebudayaan. Hal tersebut tentu dengan benteng agama sehingga masih dalam perilaku yang sesuai terhadap norma-norma dalam masyarakat.

Advertisement

Pada 2016 dana yang disampaikan oleh pemerintah provinsi DIY untuk desa budaya Wedomartani digelontorkan sebanyak Rp66 juta. Jumlah tersebut diperuntukkan melaksanakan sejumlah kegiatan di desa juga kegiatan di dusun seperti merti dusun dan berbagai kegiatan pementasan kebudayaan.

Untuk menunjang desa budaya, selain pembangunan nonfisik juga dilakukan pembangunan fisik. Salah satunya yakni pembangunan gapura selamat datang di Desa Wedomartani yang terletak di jl Raya tajem berbatasan langsung dengan Desa Maguwoharjo. Pembangunan semacam itu dikatakan Teguh sebagai sarana pendukung identitas desa budaya.

“Kami berikan lambang Keraton sebagai ciri bahwa Jogja menjunjung tinggi kebudayaan,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif