Desa Kemandang Punya Kelompok Karawitan Berusia 48 Tahun

ilustrasi (javacreativity.com)

GUNUNGKIDUL—Salah satu desa budaya di Gunungkidul, Desa Kemadang, berupaya melestarikan kesenian karawitan. Salah satu kelompok karawitan di Desa Kemadang telah berusia 48 tahun.

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

Perwakilan kelompok Sariraras, Mendhot Swasono mengatakan, karawitan di desanya terbagi dalam empat kelompok.

“Pertama, dimainkan Karangtaruna. Kedua, dari PKK. Ketiga, orangtua dan keempat dari masyarakat umum,” kata Mendhot kepada wartawan di Dusun Sumuran, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Senin (25/6).

Mendhot mengatakan, kelompoknya berupaya melestarikan kesenian Jawa yang perlahan-lahan dikhawatirkan akan punah. Kelompok itu biasa menggelar latihan secara rutin selama beberapa waktu.

“Selain karawitan, ada juga reog, doger dan jathilan,” kata Mendhot.

Peringatan ulang tahun kelompok Sariraras juga dihadiri sekitar 70 abdi dalem Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat. Sejumlah abdi dalem itu sengaja datang untuk memperingati ulang tahun kelompok Sariraras.

Perwakilan abdi dalem, Joyo Suwarno, mengatakan abdi dalem yang datang berasal dari golongan Kemis II Joyo mengatakan, minat generasi muda dalam seni karawitan masih ada, namun dinilainya cukup minim belakangan ini.

“Kebudayaan Jawa perlu diuri-uri,” kata Joyo.

Desa budaya di Gunungkidul antara lain Desa Putat (Kecamatan Patuk), Desa Girisekar (Kecamatan Panggang), Desa Kemadang (Kecamatan Tanjungsari), Desa Kepek (Kecamatan Wonosari), Desa Semanu (Kecamatan Semanu).

Selain itu yang termasuk desa budaya lainnya adalah Desa Katongan (Kecamatan Nglipar), Desa Semin (Kecamatan Semin), Desa Bejiharjo (Kecamatan Karangmojo), Desa Jerukwudel (Kecamatan Girisubo) dan Desa Giring (Kecamatan Paliyan). (ali)