SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Bantul menjadi lokasi favorit untuk kunjungan kerja kepala desa dari berbagai daerah

Harianjogja.com, BANTUL—Dalam tiga bulan terakhir, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon dikunjungi 5.800 kepala desa se-Indonesia. Penerapan Undang-undang Desa menjadi salah satu pemicu banyak desa belajar ke Panggungharjo.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Kepala Desa Panggungharjo Wahyudi Anggoro Hadi mengatakan sejak September sudah ada 58 pemerintah kabupaten/kota di Indonesia yang berkunjung ke Panggungharjo. Pemerintah daerah itu membawa serta kepala desa yang ada di wilayah mereka.

Dalam sekali kunjungan pemerintah daerah, mereka biasanya membawa 30-150 kepala desa berserta pamong desa lainnya. Sebagian desa memiliki agenda kunjungan kerja sendiri alias tidak berbarengan datang bersama pemerintah daerah.

Biasanya dilakukan desa-desa dengan sumber daya keuangan yang memadai untuk melakukan perjalanan secara mandiri alias tidak dibiayai pemerintah daerah.

“Desa-desa yang melakukan kunjungan sendiri itu misalnya desa di Bali, biasanya desa-desa kaya,” ujar Wahyudi, Jumat (26/12/2014).

Kunjungan perangkat desa itu meningkat drastis setelah Panggungharjo dinobatkan sebagai desa terbaik se-Indonesia oleh Pemerintah Pusat pada Agustus lalu. Sebelum Agustus, kata Wahyudi, rata-rata hanya satu kabupaten atau desa yang berkunjung ke Panggungharjo.

Kebanyakan pemerintah desa yang berkunjung ingin belajar tentang penyelenggaraan pemerintahan desa. Misalnya bagaimana merencanakan pembangunan desa, pendayagunaan potensi lokal, pengelolaan keuangan desa, peningkatan partisipasi masyarakat dan masih banyak lagi.

Program studi banding itu antara lain didorong penerapan UU Desa. “UU Desa itu mendorong kedaulatan masyarakat desa, mau tidak mau pemerintah desa harus bisa menyelenggarakan dan menata pemerintahan desanya tidak lagi bergantung pada daerah,” lanjutnya.

Ketua Pusat Studi Desa dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumah Suluh Erik Triadi mengatakan studi banding perangkat desa itu penting untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman demi perbaikan pemerintahan desa. Asal dilakukan dengan serius.

“Baik apabila desa yang berkunjung serius belajar, jika motifnya hanya jalan-jalan atau berlibur ya sayang sekali,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya