Jogja
Selasa, 13 Mei 2014 - 12:46 WIB

Desa Wisata di DIY Semakin Bersaing

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Istimewa Ilustrasi

Harianjogja.com, KULONPROGO- Ada beberapa kendala yang dihadapi Desa Wisata dalam mempertahankan eksistensinya.

Di antaranya kendala secara umum adalah adanya persaingan antar desa wisata yang kian banyak di wilayah DIY. Selain itu kemampuan sumber daya manusianya yang masih kurang serta kurangnya promosi dan pemasaran.

Advertisement

“Banyak desa wisata yang maju karena pemahaman promosi dan pemanfaatan teknologi informasinya dengan baik. Sedangkan desa wisata di daerah ini masih kurang pemahamannya,” papar Seksi Usaha Pemberdayaan Kepariwisataan Disbudparpora Kulonprogo, Trusta Hendraswara.

Ia menjelaskan ada beberapa desa wisata di wilayah Kulonprogo yang telah menerima dana PNPM Mandiri dan 11 Desa Wisata yang masih aktif.

Empat desa yang tahun ini menerima dana tersebut yakni Desa Sidoharjo dan Desa Purwoharjo di Kecamatan Samigaluh, Desa Sidorejo di Kecamatan Lendah dan Desa Banjaroya, kecamatan Kalibawang. Selain empat desa tersebut juga ada Desa Banjarsari, Kalibiru, Sermo, Jatimulyo, Nglinggo, Glagah dan Desa Gulurejo.

Advertisement

“Desa Gulurejo baru embrio dan belum dapat program PNPM Mandiri. Desa Glagah sudah pernah, tapi sayangnya kurang aktif sekarang,” jelas Trusta.

Ketua Desa Wisata Sidorejo yang juga Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata Kulonprogo Tukijo mengungkapkan kurangnya promosi dan pemasaran mnejadi tantangan pengembangan desa wisata. Rencana dana PNPM Mandiri tersebut diharapkan mampu mendorong peningkatan fasilitas dan layanan desa wisata yang ada.

“Kalau sementara ini dana memang belum turun. Tapi rencana pengelolaan dana yang kami ajukan yaitu untuk pembangunan toilet dan penambahan peralatan outbound,” jelas Tukijo.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif