Jogja
Jumat, 8 Januari 2016 - 13:21 WIB

DHAWUH DALEM : Penafsiran Dhawuh Dalem yang Beredar di Media Dianggap Berlebihan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Raja Kraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono X di dampingi Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas (dua kanan di Dalem Wironegaran, Jogja, Jumat (8/5/2015). Pertemuan dengan puluhan perwakilan masyarakat Jogja tersebut Sultan HB X menjelaskan lebih terperinci tentang Sabda Raja dan Dawuh Raja beberapa waktu lalu. (Gigih M. Hanafi/JIBI/Harian Jogja)

Dhawuh dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X yag banyak beredar di media dianggap terlalu berlebihan

Harianjogja.com, JOGJA –Adik tertua Sri Sultan Hamengku Buwono X, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hadikusumo menilai ada perbedaan antara Dawuh Dalem yang beredar di media massa dengan teks sebenarnya. Dia mengatakan penafsiran yang beredar terlalu berlebihan dari apa yang sebenarnya dimaksud.

Advertisement

Baca juga :

Untuk menanggapi dawuh itu, beberapa rayi dalem sempat menggelar pertemuan di kediaman Hadikusumo Rabu (6/1/2016) malam. Pertemuan tertutup itu dilakukan untuk membahas apa sebenarnya maksud Sultan saat menggelar Dawuh Dalem.

Ditemui seusai Jumeneng Dalem Paku Alam X, Gusti Hadi, sapaan akrab Hadikusumo mengatakan apa yang disampaikan sebenarnya bukan sebuah dawuh (perintah) melainkan mangertenana atau sebuah pengumuman. Terjadinya penafsiran yang berlebihan itu menurut Gusti Hadi terjadi karena bahasa yang digunakan harus dibaca berulang-ulang agar bisa dipahami maknanya.

Advertisement

Meskipun begitu dia tak mengatakan apa yang beredar sepenuhnya salah. Hanya saja ada pemahaman berlebihan dalam menanggapi langkah Raja Keraton Jogja itu dan mengakibatkan suasana semakin keruh.

“Secara pribadi saya mensinyalir ada kalimat yang terlalu over saat ditafsirkan karena pakai bahasa jawa, harus dibaca berulang-ulang baru tahu,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif