Jogja
Senin, 18 Desember 2017 - 18:00 WIB

Di Jogja Masih Ada Warga Penolak Imunasi Gara-Gara Keyakinan

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi imunisasi. (JIBI/Solopos/Dok)

Masih ada penolakan imunisasi di puskesmas.

Harianjogja.com, JOGJA–Dinas Kesehatan Kota Jogja mengakui masih ada penolakan imunisasi di beberapa puskesmas meski cakupan imunisasi untuk anak di bawah satu tahun diklaim sudah cukup tinggi.

Advertisement

“Tapi penolakan tidak banyak, hanya ada satu-dua anak di beberapa puskesmas seperti di Puskesmas Mantrijeron dan Puskesmas Kotagede,” kata Kasi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Jogja, Endang Sri Rahayu, dalam jumpa pers terkait kondisi Difteri di Balai Kota Jogja, Senin (18/12/2017).

Endang mengtakan penolakan imunisasi itu tidak hanya faktor keyakinan, namun ada juga penolak dari kalangan mampu dengan alasan anaknya akan diimunisasi di luar Jogja atau di luar negeri. Endang tidak mempersoalkannya asalkan anak diimunisasi terutama imunisasi wajib.

Imunisasi wajib dalah BCG untuk mencegah penyakit tuberkulosis, hepatitis B untuk mencegah kerusakan hati, polio untuk melindungi tubuh dari virus polio yang menyebabkan kelumpuhan, dan DPT untuk mecegah penyakit difteri, tetanus dan pertusis. Vaksin diberikan pada anak usia 2-6 bulan. Kemudian dilanjutkan saat anak usia 18-24 bulan.

Advertisement

Endang juga mengingatkan pentingnya imunisasi booster polio pada usia anak 18 bulan, serta imunisasi MR. Ia mengakui cangkupan imunisasi booster baru sampai angka sekitar 50-60 persen dari total anak wajib imunisasi sekitar 10 ribuan. “Kalau vaksi wajib untuk anak usia dua bulan dan empat bulan sudah sampai angka 90 persen, melebihi target nasional,” kata dia.

Kendati demikian yang imunisasinya lengkap tidak berarti bebas penyakit sepenuhnya. Endang mengimbau masyarakat tetap menjaga pola hidup sehat dengan berolahraga dan banyak makan sayur untuk kekebalan tubuh.

Enang memastikan Kota Jogja bebas dari difteri. Meski ada salah satu warga Kota Jogja yang diduga difteri pada pekan lalu. Namun hasil uji laboratorium di Rumah Sakit Panti Rapih dinyatakan negatif difteri. Pasien asal Danurejan tersebut terserang inspeksi saluran pernafasan akut (Ispa).

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif