SOLOPOS.COM - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto dalam seminar bertajuk "Pemikiran Geopolitik dan Api Islam Bung Karno" di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Kamis (15/12/2022) (ANTARA/Luqman Hakim)

Solopos.com, JOGJA — Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menjadi pembicara dalam seminar bertajuk Pemikiran Geopolitik dan Api Islam Bung Karno di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (15/12/2022).

Di hadapan peserta seminar, Hasto menyampaikan generasi muda harus memahami konsep geopolitik Soekarno agar pada masa mendatang mampu memperjuangan kepentingan Indonesia di kancah dunia.

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

“Geopolitik itu kan suatu pemahaman terhadap konstelasi geografis dan bagaimana dalam konstelasi geografis itu kita memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia,” kata Hasto.

Dia menuturkan dalam konsep geopolitik Soekarno terdapat tujuh instrumen national power yang terdiri dari demografi, teritorial, sumber daya alam, militer, politik, koeksistensi damai, serta sains dan teknologi.

Menurutnya, instrumen tersebut harus bisa disimulasikan dengan baik sehingga memiliki daya pengaruh bagi kepentingan Indonesia untuk dunia.

Baca Juga: UMK 2023 Disosialisasikan, Perusahaan di Jogja Wajib Beri Upah Rp2,3 Juta

“Kemudian didorong oleh suatu tekad bagi kita untuk membangun suatu tata dunia baru. Oleh karena itu nilai-nilai geopolitik yang membangun kepentingan Indonesia bagi dunia harus dipahami kaum muda Indonesia,” ujar Hasto.

Dalam tradisi intelektual para pendiri bangsa, kata dia, selalu dibangun sebuah kepemimpinan intelektual sehingga mampu membangun ide dan imajinasi bagi masa depan.

“Tanpa memperkuat kepemimpinan intelektual kita tidak mungkin menjalankan konsepsi geopolitik Soekarno,” ujar dia.

Lebih lanjut, Hasto menuturkan pemikiran geopolitik Soekarno masih relevan dengan kondisi bangsa saat ini.

Baca Juga: Jumlah Wisatawan di Objek Wisata DIY Bakal Dibatasi saat Libur Nataru

Sesuai hasil studi doktoralnya terkait hal itu, Hasto mengaku menemukan salah satu tesis utama dari pemikiran Bung Karno yang menyebutkan bahwa dunia akan damai apabila dunia bebas dari imperialisme dan kolonialisme.

Ia berharap generasi muda masa kini mampu membangun tradisi intelektual dengan memperkuat literasi agar mampu menyerap pemikiran geopilitik tersebut.

“Saya agak khawatir karena memang budaya literasi kita sangat rendah. Ketika budaya literasi rendah dan hasrat untuk menguasai ilmu dasar dan kemampuan numerik kita rendah ya selamanya kita akan terjajah oleh bangsa-bangsa lain,” kata Hasto.

Pendidikan Merdeka Belajar yang digagas Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, menurut dia, seharusnya mampu membangun kesadaran terkait tradisi intelektual di kalangan generasi muda.

Baca Juga: Mulai Awal 2023, Pedagang Pasar di Jogja Juga Dilarang Buang Sampah Anorganik

“Dengan demikian pemikiran geopolitik Bung Karno itu harus menjiwai adanya suatu ide dan imajinasi bagi kaum muda Indonesia untuk berjuang bagi masa depan dalam membangun kepemimpinan dalam seluruh aspek kehidupan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya