SOLOPOS.COM - Film Senyap karya sutradara Joshua Openheimer (filsenyap[.com)

Harianjogja.com, JOGJA– Film berjudul Senyap batal diputar di Kantor Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jogja lantaran diancam dilarang oleh organisasi masyarakat (Ormas). Kejadian itu menuai kecaman dari berbagai kalangan.

Film dokumenter karya Joshua Oppenheimer yang mengisahkan pelaku genosida di Indonesia itu sedianya diputar Selasa (16/12/2014) malam Pukul 19.00 WIB. Namun sejak sore, aparat kepolisian sudah berjaga di kantor AJI Jogja meminta agar acara nonton bareng itu ditiadakan.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Kepala Satuan (Kasat) Intel Polresta Jogja Kompol Sigit Haryadi menyatakan pemutaran film itu dianggap rawan konflik karena ada potensi
serangan dari sejumlah ormas di Jogja. Lantaran film tersebut dianggap berbau komunis.

“Kami sebenarnya tidak melarang film ini diputar hanya karena berpotensi menimbulkan konflik sebaiknya ditiadakan,” terang Sigit Selasa (16/12/2014) malam di Kantor AJI Jogja Jalan Pakel Baru, Umbulharjo, Jogja. Selain itu kata dia, Kepala Polresta (Kapolresta) Jogja memintanya untuk mencegah timbulnya potensi konflik yaitu dengan meniadakan pemutaran film.

“Kalau saya sebenarnya mau saja represif [terhadap Ormas] tapi saya harus taat pada pimpinan saya,” tutur dia.

Sekretaris AJI Jogja Rochimawati menyatakan menunda pemutaran film Senyap lantaran alasan keamanan. Namun ia memastikan film ini tetap
akan diputar dalam waktu dekat. Ia memastikan AJI tidak akan tunduk pada ancaman ormas.

“Saya tegaskan ini tidak dibatalkan tapi ditunda,” tegasnya.

Penundaan film tersebut menuai kecaman dari berbagai pihak. Koordinator Wilayah AJI Indonesia Pito Agustin Rudiana menyesalkan polisi gagal memberi rasa aman bagi warganya yang ingin melaksanakan pemutaran film yang sejatinya tidak dilarang undang-undang.

“Kalau tidak kepada polisi kemana lagi kami meminta perlindungan. Ini kado buruk akhir tahun bagi kinerja kepolisian Jogja dan proses berdemokrasi di Jogja,” terang Pito.

Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Jogja Hilarius Enggemero menyayangkan polisi tunduk pada ancaman ormas bukan pada
undang-undang. Yaitu melindungi dan memberi rasa aman bagi warganya.

“Di negara demokrasi seperti ini, menonton film saja dilarang. Padahal tidak ada yang salah dari film itu. Dulu 30 tahun kita dicekoki dengan film G 30 September, kenapa ketika ada versi berbeda kita tidak dapat menerima,” paparnya.

Penundaan pemutaran film itu menuai kekecewaan dari puluhan mahasiswa maupun aktifis sosial yang telah menunggu di AJI hingga malam hari. Video Trailer Senyap Karya Sutradara Joshua Oppenheimer

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya