SOLOPOS.COM - Sejumlah anak-anak melihat kambing-kambing mati karena serangan hewan misterius di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus Gunungkidul. Minggu (10/9/2017). (IST/dok. Pemdes Purwodadi)

Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul melakukan penyelidikan terhadap kematian ternak di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Senin (11/9/2017)

 

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL  – Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul melakukan penyelidikan terhadap kematian ternak di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Senin (11/9/2017). Penyelidikan dilakukan dengan mengambil sampel darah terhadap kambing yang selamat dari serangan.

Baca juga : PETERNAKAN GUNUNGKIDUL : Lagi, 10 Kambing Mati dengan Luka di Leher dan Perut

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Bambang Wisnu Broto mengatakan penyelidikan terhadap kematian kambing warga di Purwodadi tidak hanya dilakukan dengan melakukan pengamatan di lingkungan sekitar. Namun juga dilakukan pengambilan sampel terhadap seekor kambing yang selamat dari serangan hewan misterius.

“Untuk serangan belum diketahui persis apakah anjing atau hewan lain. Jadi dengan penyelidikan itu diharapkan kepastian penyebab kematian. Salah satunya dengan melakukan uji sampel darah,” kata Bambang kepada wartawan, Senin.

Dia menjelaskan, untuk pegambilan sampel dinas tidak bekerja sendirikan karena menggandeng Balai Besar Veteriner DIY. Diharapkan dari uji sampel diketahui pasti penyebab pasti kematian hingga potensi penyebaran penyakit rabies. “Kita tunggu hasilnya, karena sampel baru diambil hari ini [kemarin],” ungkap mantan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan ini.

Bambang pun berharap agar masyarakat tetap tenang dan terus waspada akan potensi serangan susulan. Total hingga sekarang tedapat 38 kambing (sebelumnya tertulis 37) mati karena diserang hewan buas. “Harus terus diawasi dan kalau perlu kandang-kandang ternak dipindah ke dekat rumah sehingga pengawasan lebih mudah,” katanya.

Kepala Dusun Danggolo, Desa Purwodadi Iwan Alamsyah berharap ada solusi terhadap serangan hewan ternak. Hal ini dibutuhkan agar serangan tidak semakin meluas. “Untuk di tempat kami [Danggolo] sudah ada puluhan kambing yang mati. Serangan terakhir menimpa kambing milik Sakim yang berjumlah tujuh ekor,” ungkapnya.

Iwan mengatakan, pada serangan yang terjadi pada Minggu (10/9/2017) dini hari ada delapan kambing yang diserang. Namun dari jumlah tersebut terdapat seekor kambing yang masih hidup. “Umumnya kambing yang mati karena kehabisan darah dengan luka di bagian perut dan leher,” kata dia.

Sementara itu, Petugas Laboratorium Virolologi BB Veteriner DIY, Desi Puspitasari mengatakan, uji sampel dilakukan terdapat dua sasaran. Yakni, untuk mengetahui penyebab pasti kematian dan potensi penyebaran rabies.

“Kalau hasil uji sampel masih butuh proses, tapi kalau dari pengamatan yang dilakukan kambing-kambing mati karena luka traumatik karena gigitan hewan buas,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya