Jogja
Selasa, 4 Juli 2023 - 21:22 WIB

Dinkes Gunungkidul: 125 Warga Semanu Konsumsi Daging Sapi Positif Antraks

Newswire  /  Triyo Handoko  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sapi kurban.(Freepik.com)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Sebanyak 125 warga di Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, diperiksa setelah mengonsumsi daging sapi yang positif antraks. Dari pemeriksaan itu diketahui ada 85 warga yang terjangkir antraks.

Kepala Dinas Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengatakan pemeriksaan itu dilakukan sebagai tindaklanjut atas laporan dari RSUP Sardjito. Laporan tersebut mengenai seorang warga Gunungkidul meninggal dunia karena antraks.

Advertisement

“Kami pun langsung melakukan penelusuran dan pengecekan ke lokasi,” katanya yang dikutip dari Harianjogja.com, Selasa (4/7/2023).

Dewi menyampaikan satu warga yang meninggal dunia karena antraks ini berusia 77 tahun. Warga ini sebelumnya telah dirawat di RSUP Sardjito dari 1 Juni hingga 4 Juni 2023. Namun, nyawanya tidak tertolong.

Advertisement

Dewi menyampaikan satu warga yang meninggal dunia karena antraks ini berusia 77 tahun. Warga ini sebelumnya telah dirawat di RSUP Sardjito dari 1 Juni hingga 4 Juni 2023. Namun, nyawanya tidak tertolong.

Dewi menuturkan berdasarkan penelusuran ada 125 warga yang ikut menyembelih dan mengonsumsi daging sapi yang positif antraks. Hasil pemeriksaan itu menyebut ada 85 warga yang dinyatakan posiitf antraks.

“Kami mengambil sampel darah mereka untuk diperiksa lebih lanjut di BBTKLPP [Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit] Yogyakarta. Hasil pemeriksaan menyatakan 85 warga positif antraks, yang bergejala 18 orang,” kata Dewi yang dikutip dari Antara.

Advertisement

“Namun demikian, tidak ada warga yang harus dirawat di RS karena bergejala,” katanya.

Dewi mengatakan sampai saat ini Dinkes masih melakukan surveilans di lokasi ditemukannya kasus antraks.

“Proses surveilans masih berjalan sampai sekarang, selama dua kali masa inkubasi atau 120 hari sejak laporan diterima,” katanya.

Advertisement

Dewi menilai edukasi ke masyarakat masih perlu digencarkan. Kasus ini berawal dari perilaku mereka sendiri. Kasus Antraks di Padukuhan Jati  baru pertama kali terjadi. Meski demikian pihaknya berharap penularan tidak meluas dan tidak terjadi lagi.

“Mereka diimbau untuk tidak mengonsumsi daging sapi atau kambing yang sakit atau mati mendadak,” katanya.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul Wibawanti Wulandari mengatakan pihaknya melalukan sosialisasi langsung ke warga yang tinggal di lokasi temuan kasus antraks. Pihaknya juga memberikan antibiotik kepada masyarakat.

Advertisement

“Kami juga melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak hingga desinfektan ke ternak yang masih hidup, termasuk meminimalisir ternak keluar dari kawasan yang terkena antraks,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif