SOLOPOS.COM - Tulisan larangan berjualan di area pasiran dipasang di Pantai Baron, Kemadang, Tanjungsari. (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemerintah Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari bakal mendukung kebijakan pemerintah untuk meggusur pedagang di area pasiran Pantai Baron.

Kepala Desa Kemadang Sutono mengungkapkan kebijakan yang diambil pemerintah merupakan kebijakan yang terbaik. Sebagai kepala desa harus mendukung kebijakan tersebut meski tetap memikirkan nasib warganya yang berjualan di area pasiran.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Setelah Lebaran pembongkarannya. Saya manut pemerintah saja,” ungkapnya, Rabu (6/8/2014).

Sutono mengaku akan mendekati pedagang dan akan mencarikan tempat untuk pindah.

Menurut dia, pedagang di area pasiran harus mendapatkan ganti tempat untuk berjualan. Namun, hal itu bisa dilakukan sambil berjalan. “Artinya, selama mencari tempat yang cocok, entah itu dimana, jualannya sementara libur dulu,” ungkap Sutono.

Dia mengaku belum memiliki gambaran lokasi yang tepat untuk merelokasi para pedagang.

Pedagang di area pasiran, Wasiman, mengaku sudah bertemu dengan kepala desa dan Sutono siap membela rakyatnya. Wasiman juga menuturkan Baron merupakan wilayah Kemadang sehingga ketika akan ada aksi apapun, harus melalui desa.

“Kepala desa menjamin pedagang akan mendapatkan ganti tempat. Jika bebas memilih, kami [pedagang] akan menggunakan lahan di atas tanggul. Entah bagaimana nanti jadinya,” ungkap Wasiman.

Ia juga meminta pemerintah terlebih dahulu menertibkan bangunan permanen seperti gedung milik Dinas Perhubungan DIY. Setelah itu selesai, baru bisa menertibkan milik pedagang.

Koordinator pedagang area pasiran Pantai Baron Ngatijo mengungkapkan ada 60 anggota yang masuk dalam koordinasinya. Ia berharap pemerintah turut memikirkan nasib para pedagang.

“Itu [60 anggota] belum pekerjanya. Bagaimana nasib mereka [pekerja] kalau tidak bisa berjualan?” ujarnya.

Ia berharap pemerintah menyediakan tempat untuk pindah karena bisa saja pedagang memilih tempat yang mereka senangi dan akan memicu masalah baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya