Jogja
Sabtu, 9 September 2017 - 10:22 WIB

Disabilitas Sulit Jalankan Agama, Bahasa Isyarat Diusulkan Masuk Ranah Pusat Bahasa

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Diskusi Publik Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas yang digelar di Ngaglik, Jumat (8/9/2017). (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Bahasa Isyarat perlu masuk ke dalam berbagai ranah

Harianjogja.com, SLEMAN — Pengembangan bahasa isyarat bagi penyandang disabilitas diusulkan menjadi bagian dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kekurangan ini dinilai menyulitkan penyandang dsabilitas salah satunya dalam menjalankan agama dan menikmati hiburan.

Advertisement

Masukan ini dimunculkan oleh Setyo, salah satu perwakilan kelompok disabilitas dalam Diskusi Publik Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas yang digelar di Ngaglik, Jumat (8/9/2017). Menurutnya, masih ada sejumlah halangan yang dirasakan para penyandang disabilitas terkait dengan penggunaan bahasa. Sebagai contoh, ia menyebutkan jika dalam pelaksanaan ibadah penyandang disabilitas masih kesulitan.

“Kalau yang Jumatan, tidak bisa mendengar khotbahnya, tidak diakomodir, dekat dengan Tuhannya saja masih sulit,” ujarnya di hadapam lima pembicara yang hadir.

Hal serupa juga dikatakan dirasakan oleh penyandang disabilitas yang memeluk agama berbeda. Selain itu dari segi teks juga Setyo menyebutkan masih ada sejumlah kitab suci yang tak tersedia dalam huruf braile. Ia mengatakan masih ada sejumlah hal yang harus menjadi perhatian pemerintah soal pemenuhan hak disabilitas bukan hanya sekadar fisik bangunan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif