Jogja
Minggu, 17 Agustus 2014 - 17:40 WIB

Disdikpora DIY Dorong Remaja Gunakan Bahasa Jawa untuk Bahasa Sehari-hari

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, JOGJA- Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong kalangan remaja di daerah ini melestarikan penggunaan bahasa Jawa sebagai bahasa komunikasi sehari-hari.

Kepala Bidang Pendidikan Non-Formal, Informal (PNFI) Disdikpora DIY Mulyati Yuni Pratiwi mengatakan kesadaran masyarakat khususnya kalangan remaja di Jogja menggunakan bahasa Jawa saat ini cenderung berkurang, khususnya bagi masyarakat perkotaan di Jogja.

Advertisement

“Agar tidak punah, kami ingatkan supaya tidak meninggalkan [Bahasa Jawa] sebagai alat komunikasi sehari-hari,” kata Mulyati.

Menurut Mulyati, Bahasa Indonesia tentu menjadi kewajiban seluruh bangsa Indonesia untuk menggunakannya sebagai bahasa resmi negara, namun bagi suku Jawa porsi bahasa Jawa sebagai identitas budaya jangan sampai hilang.

“Di zaman yang serba modern ini, memang banyak remaja di daerah termasuk di Jogja yang mulai enggan berbahasa Jawa dan lebih sering menggunakan Bahasa Indonesia dalam komunikasi,” kata dia.

Advertisement

Selain bahasa Jawa sebagai alat komunikasi verbal, menurut dia, remaja Jogja jangan sampai tidak menguasai tata cara penulisan aksara Jawa. Sebab akhir-akhir ini penulisan aksara Jawa justru banyak dipelajari oleh kalangan mahasiswa dari mancanegara.

“Dalam menulis Jawa pun jangan sampai kita kalah dengan mahasiswa mancanegara yang akhir-akhir banyak yang tertarik mempelajarinya di Indonesia karena dalam tulisan Jawa terdapat nilai-nilai yang “Adiluhung”,”katanya.

Sementara itu, ia mengatakan, dalam implementasi Kurikulum 2013, Disdikpora DIY sebelumnya telah memastikan bahwa Bahasa Jawa tetap mendapatkan kuota 2 jam dalam seminggu dari jenjang SD hingga SMA sederajad.

Advertisement

Dalam pengajaran bahasa Jawa, menurut dia, juga terdapat pendidikan mengenai budi pekerti serta kearifan lokal lainnya.

“Di dalam bahasa Jawa juga terdapat unsur pengajaran unggah-ungguh, etika atau sopan santun yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-sehari,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif